• Redaksi
  • Kode Etik
Media Harapan
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
Media Harapan
No Result
View All Result
Home Citizen

Aktifis Era 80an ​Arief Budiman Terbaring Sakit

by Media Harapan
3 March 2017 06:34
in Citizen, Jurnalisme Warga
0
1
SHARES
146
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare to Whatsapp

Oleh: Denny JA

Tak ada penyakit yang lebih mengkwatirkan bagi seorang pemikir kecuali penyakit yang justru ikut menyerang kapasitas berpikir. Itulah respon pertama saya ketika mendengar kini Arief Budiman tengah sakit yang serius.

Bagi aktivis mahasiswa masa kini, nama Arief Budiman mungkin sangat asing dan tak lagi terdengar. Namun bagi aktivis mahasiswa generasi 80an, generasi saya, dan 90an, sampai 2000an, Arief Budiman acapkali menjadi rujukan. Ia intelektual yang kuat, aktivis politik yang penuh passion, juga peminat sastra dan budaya yang cemerlang.

Sejak lama saya mendengar Arief Budiman tengah sakit. Memorinya tak lagi sekuat dulu. Analisanya dengan sendirinya jauh menurun akibat sakit yang punya efek terhadap kapasitas berpikirnya. Kesehatannya semakin menurun hingga hari ini.

Arief Budiman di tahun 80an tinggal di Salatiga. Namun ia acapkali datang ke Jakarta. Setiap kedatangannya, seketika menjadi berita heboh di kalangan aktivis mahasiswa dan intelektual muda Jakarta.

Saya termasuk yang acapkali mencari waktu mendengar diskusinya, dan selalu mencari waktu berdiskusi pribadi.

Di era tahun 80an, saya dikenal ikut mempelopori lahirnya dan menjamurnya Kelompok Studi Mahasiswa. Kegiatan utama kelompok studi itu adalah diskusi, menulis, dan berpolitik terutama di tingkat gagasan. Ujungnya penerbitan buku.

Arief Budiman acapkali menjadi narasumber. Sungguhpun ia pribadi yang santun dan sangat menjaga perasaan rekan yuniornya seperti saya, namun ia juga berterus terang mengkritik membangun.

Arief mengkritik polarisasi mahasiswa 80an setelah menjamurnya kelompok studi. Ini akan salah arah katanya, jika anda dengan kegiatan intelektual ini berjarak dengan aktivis mahasiswa yang konvensional yang menjadikan aksi jalanan sebagai aksi utama mereka.

Jika hanya kegiatan intelektual belaka, aksi mahasiswa akan tak berarti dibanding kegiatan para doktor dan profesor. Kelebihan aksi mahasiswa yang sulit ditandingi kelompok lain justru aksi jalanannya. Walau anda lebih menekuni dunia intelektual, anda jangan berjarak bahkan harus berdialektika dengan teman teman aksi jalanan.

Saya menerima kritiknya selalu senior. Sudah lama saya terkesan dengan jejak Arief Budiman yang panjang di banyak bidang. Untuk politik praktis, ia dikenal ikut mempelopori Golput: sikap yang absen dalam pemilu sebagai protes favoritism pemerintah kepada satu partai dominan saat itu: Golkar.

Di bidang sastra, bersama Ariel Heryanto, ia mempopulerkan sastra kontekstual. Ini jenis sastra yang menolak “menggambarkan keindahan rembulan sementara ketidak adilan dan kemiskinan meluas di lingkungannya.” Sastra kontekstual ikut mempengaruhi saya yang akhirnya  bersama teman teman merumuskan puisi esai.

Di bidang intelektual, Arief ikut mempopulerkan “paradigma kiri” yang lebih favourable pada sosialisme. Argumennya sangat bernas dalam mengkritik kapitalisme.

Kutipan yang dikenang soal ini ketika Arief Budiman menerima penghargaan Bakrie Award di tahun 2006. Penghargaan ini, ujar Arief Budiman, adalah penghinaan bagi saya selaku orang kiri, yang acapkali mengkritik paradigma modernisasi. Orang kiri menerima penghargaan dari orang kanan, ujarnya.

Soal kiri dan kanan, saya sendiri berbeda pandangan dengan Arief. Saya ikut mengkritik kapitalisme gaya lama yang sejak dulu dikritik Arief. Namun saya tak ikut merekomendasikan bangunan sosialisme kiri gaya Amerika Latin misalnya. Bagi saya welfare states, negara kesejahteraan model Denmark, Norwegia dan aneka negara Skandinavia kompromi “kanan” yang lebih bisa diterima.

Perjumpaan dengan Arief Budiman nyaris terhenti sejak tahun 90an. Saya sekolah ke Amerika Serikat, negara yang acapkali dikritik Arief Budiman. Ia sendiri kemudian hijrah ke Australia mengajar di sana.

Sejak sepuluh tahun lalu, saya sudah mendengar keluhan teman teman akibat semakin mundurnya kemampuan Arief Budiman di dunia pemikiran. Ia juga semakin jarang menulis karya dan analisa akademik. Waktu itu tak ada yang mengkaitkan kemunduran kualitas Arief dengan penyakit yang ia derita.

Hingga hari ini saya masih tak pasti apa gerangan penyakit yang diderita Arief Budiman. Tapi terus merebak isu ia menderita sejenis Alzheimer yang menyerang memori dan kemampuan berpikir. Penyakit itu dikonfirmasi oleh teman yang mengenalnya lebih dekat walau tidak dengan kepastian yang sangat.

Semoga Arief Budiman bisa pulih kembali. Walau ia sudah lama absen di ruang publik, namun jejaknya soal golput, sastra kontekstual dan gerakan kiri baru terus hidup mewarnai perkembangan selanjutnya di Indonesia.

Comments

comments

Tags: AKTIFISAKTIFIS INDONESIAARIEF BUDIMANDenny JaLSIPERGERAKANSastra
Previous Post

Telan Narkoba, Kurir Sabu Tewas di Tol Jakarta 

Next Post

Raja Minyak, Jokowi dan Pertamina

Media Harapan

Next Post

Raja Minyak, Jokowi dan Pertamina

BERITA POPULER

Satu-Satunya Di Sumbar, Di Tanah Datar Kepala Daerah Usai Dilantik Diantar Secara Adat

Satu-Satunya Di Sumbar, Di Tanah Datar Kepala Daerah Usai Dilantik Diantar Secara Adat

28 February 2021 12:43
Hari Pertama Masuk Kantor, Bupati Eka Putra dan Wabup Richi Aprian Sambangi OPD

Hari Pertama Masuk Kantor, Bupati Eka Putra dan Wabup Richi Aprian Sambangi OPD

1 March 2021 18:59
Bupati Eka Putra Dan Wakil Bupati Richi Aprian, Apel Perdana Dihari Pertama Masuk Kantor

Bupati Eka Putra Dan Wakil Bupati Richi Aprian, Apel Perdana Dihari Pertama Masuk Kantor

1 March 2021 18:16
Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

29 April 2019 08:25
Emersia Water Park Soft Opening, Kini Wisata Baru Hadir Di Tanah Datar

Emersia Water Park Soft Opening, Kini Wisata Baru Hadir Di Tanah Datar

1 March 2021 17:30
Eka-Richi Jadi Pemimpin Baru Tanah Datar, Masyarakat Nagari Rao-Rao Syukuran

Eka-Richi Jadi Pemimpin Baru Tanah Datar, Masyarakat Nagari Rao-Rao Syukuran

28 February 2021 19:48

BERITA TERBARU

Era Kampus Merdeka, IAIN Batusangkar Gandeng Universitas Bung Hatta Dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Era Kampus Merdeka, IAIN Batusangkar Gandeng Universitas Bung Hatta Dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

2 March 2021 15:45
Ringankan Beban Keluarga Kurang Mampu, IAIN Batusangkar MoU Dengan Baznas Sumbar

Ringankan Beban Keluarga Kurang Mampu, IAIN Batusangkar MoU Dengan Baznas Sumbar

2 March 2021 12:01
Hari Pertama Masuk Kantor, Bupati Eka Putra dan Wabup Richi Aprian Sambangi OPD

Hari Pertama Masuk Kantor, Bupati Eka Putra dan Wabup Richi Aprian Sambangi OPD

1 March 2021 18:59
Bupati Eka Putra Dan Wakil Bupati Richi Aprian, Apel Perdana Dihari Pertama Masuk Kantor

Bupati Eka Putra Dan Wakil Bupati Richi Aprian, Apel Perdana Dihari Pertama Masuk Kantor

1 March 2021 18:16

Follow Us

Media Harapan merupakan web portal berita berbasiskan citizen jurnalism yang menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Semua materi dalam situs mediaharapan.com boleh di copy guna keperluan pengembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya peningkatan inteligensi pemuda-pemudi Indonesia dan referensi non komersil dengan mencantumkan mediaharapan.com sebagai sumbernya. Semua masyarakat khususnya pemuda-pemudi Indonesia dapat berpartisipasi sebagai citizen jurnalism dengan mengirimkan rilis, informasi, berita, artikel, opini atau foto untuk dipublikasikan melalui alamat email Redaksi.

Recent News

Era Kampus Merdeka, IAIN Batusangkar Gandeng Universitas Bung Hatta Dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Era Kampus Merdeka, IAIN Batusangkar Gandeng Universitas Bung Hatta Dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

2 March 2021 15:45
Ringankan Beban Keluarga Kurang Mampu, IAIN Batusangkar MoU Dengan Baznas Sumbar

Ringankan Beban Keluarga Kurang Mampu, IAIN Batusangkar MoU Dengan Baznas Sumbar

2 March 2021 12:01
  • Redaksi
  • Kode Etik

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia