MEDIAHARAPAN.COM, Ambon- Salah satu tokoh muda Maluku, Sam Latuconsina menyerukan adanya sikap dan perjuangan kolektif demi kehormatan orang Maluku. Ia berharap semua komponen masyarakat Maluku menjadi bagian dan arus besar dalam memperjuangkan kepentingan subtantif orang Maluku
“Kehormatan Maluku itu ada ketika Perjuangan UU propinsi kepualauan itu berhasil, kehormatan Maluku itu ada ketika Lumbung Ikan Nasional itu berhasil, kehormatan Maluku itu ada ketika Putra terbaik Maluku dipercayakan jadi menteri di republik ini, kehormatan Maluku itu ada ketika Maluku tidak lagi berada di papan bawah propinsi termiskin di Indonesia”, tulisnya disalah satu akun media sosial-nya
Apa yang disampaikan Latuconsina, menjadi relevan mengingat, kondisi Maluku saat ini secara umum belum banyak perubahan yang signifikan, terakhir dari release Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, masuk 4 besar propinsi termiskin di Indonesia. Hanya lebih baik dari Papua, Papua Barat dan Nusa Tanggara Timur. Maluku bahkan tertinggal dari Maluku Utara, provinsi yang dimekarkan dari Maluku
Lebih lanjut, Latuconsina juga mengajak adanya kesadaran bersama untuk memanfaatkan berbagai momentum dalam nasional yang diadakan di Maluku guna menyuarakan kebutuhan dan kepentingan Maluku, buka hanya terjebak dalam seremonial acara yang kadang sifatnya simbolis.
“Beta Maluku, Ale Maluku, katong samua Maluku maka sadarlah wahai basudara samua, Presiden Jokowi berulang kali ke Maluku tapi banyak yang diam membisu malah sebaliknya ada yang rame-rame ribut soal pemberian gelar kehormatan dan pakaian adat”, seru mantan ketua KNPI Maluku ini dalam tulisannya.
Apa yang disampaikan Latuconsina ini merujuk pada polemik seputar pertanyaan salah satu warga di sosial media terkait baju ‘adat’ yang dikenakan Presiden Jokowi saat menghadiri salah satu acara di Ambon baru-baru ini. Pro dan kontra yang terkesan menghabiskan energi publik juga mengemuka.
Sang penanya di sosmed itu dibuli, hingga dipolisikan oleh sejumlah pemuda asal Maluku, bahkan majelis Latuputty (forum komunikasi Latuputty Maluku.red) datang ke Jakarta, untuk ikut menyikapinya, padahal menurut banyak pihak, masih banyak persoalan mendasar di Maluku yang harus diperjuangkan (Neo)