Kondisi kehidupan para pengungsi korban longsor di Cileuksa kecamatan Sukajaya kabupaten Bogor semakin miris. Kondisi Lingkungan yang kurang manusiawi, pengungsian warga lebih mirip “kandang” dan kumuh fasilitas umum sanagat tidak memadai. Pasca 50 hari mengungsi warga mulai kehabisan stok bahan makanan pokok. Persoalan tersebut di ungkapkan oleh Haji. Ope sebagai tokoh masyakat di Posko Pengungsian Cipugur, “kami warga yang mengungsi merasa kesulitan dengan kebutuhan pokok, sementara stok pemberian dari relawan tidak mencukupi” ungkapnya di Pengungsian Cipugur (23/20).

Pos Pengungsian di cileuksa yang tersebar dibebrapa titik daerah pengungsian, Seperti Posko Pengungsian Cipugur, Pasir Mulya, Cikeusik, Cileuksa Desa, Ciparempeng, dan Cijairin. Pengungsi sudah masuk hari ke 50 lebih masih bertahan di pengungsian beralas tanah dan beratap terpal. Desa Cileuksa terdapat 14 (empat belas) kampung, ada daerah yang masih tiada listrik, ratusan tenda pengungsi yang tersebar dihampir seluruh 14 kampung se Desa Cileuksa mengalami kesulitan untuk kebutuhan makanan pokok.
Direktur WMI Care M Zainul yang membuat pos ops di Cileuksa Kaler menambhkan “Beras menjadi kebutuhan sangat mendesak, mengingat Infrastuktur transportasi jalan masih lumpuh, sehingga ekonomi semakin melemah, warung penyedia sembako tidak bisa beroperasi”.
“Aktivitas warga belum pulih, cuaca masih sering hujan membuat warga masih trauma terjadi longsor kembali, akibatnya warga banyak memilih untuk bertahan di pengungsian tanpa melakukan kegiatan produktif. Memang dampak pasca 50 hari longsor adalah keberadaan bahan makan pokok mulai menipis, beras yang dikirim relawan tidak mencukupi”, pungkas Zainul

“Bantuan pemerintah sangat minim BPBD tidak terlihat sebagaimana awal bencana sampai masa Tanggap Daruruat berakhir. Segelintir NGO dan relawan yang masih bertahan ungkap H. Ope kepala Posko Pengungsian Cipugur merasa kesulitan dengan kebutuhan pengungsi. Sementara itu aparatur Desa berharap bisa mendapapt perhatian dari pemda kabupaten bogor sebagaimana kabupaten lebak yg cukup cepat tanggap mengatasi permasalahan masyarakat korban bencana”, ungkap Haji Ope