MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa Kontribusi Pondok Modern Darussalam sangat besar bagiu bangsa. Jauh sebelum Indonesia merdeka Gontor sudah fokus pada politik tertinggi, yaitu pendidikan. Sejak 1926, Gontor dengan sistem Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI. Persemaian guru Islam) sudah mengkader tokoh yang menginspirasi bangsa.
“Tokoh bangsa dan dunia sudah mendatangi Gontor. Dan Gontor sudah melahirkan figur nasional. Semoga nanti saya dapat datang ke sana,” kata Ahmad Riza dalam acara pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor cabang Jakarta di Gelanggang Olahraga (GOR) Kompleks Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta pada Ahad 20 Desember 2020.
Dalam sambutanya itu Ahmad Riza mengatakan bahwa Tokoh Bangsa seperti KH Idham Chalid (1921-2010) yang pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda, KH Hasyim Muzadi (1944-2017) yang pernah memimpin PBNU, Prof Din Syamsuddin yang pernah memimpin Muhammadiyah, Hidayat Nur Wahid yang kini menjabat Wakil Ketua MPR dari PKS, dan banyak lainnya yang merupakan alumni Gontor yang menekuni berbagai profesi.
Wakil Gubernur pengganti Sandiaga Uno itu berharap agar pengurus Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Jakarta yang beranggotakan 11 Ribu orang alumni ini dapat mengembangkan keilmuannya ditengah masyarakat. ia juga berharap agar Pondok pesantren dapat terus berkembang dan selalu mengembangkan pendidikan karena dari sanalah sumber daya manusia (SDM) berkualitas akan lahir dan membangun bangsa ini.
Terpisah, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal menekankan agar IKPM harus menjadi teladan dan menjalankan nilai-nilai pondok dalam kehidupan sehari-hari. Di antara nilai tersebut adalah keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan. Juga berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
“IKPM beranggotakan alumni lintas angkatan. Semuanya bergerak bersama-sama untuk menjalankan dan mendakwahkan nilai-nilai tersebut,” imbuh Kiai Hasan.
Dia juga mengharuskan IKPM memiliki program yang mengedepankan pendidikan dan dakwah, membangun prinsip dan komitmen yang kuat, sehingga tak mudah terpengaruh.
“Meski dunia terbalik, IKPM jangan terbalik. Meski dunia sakit, IKPM tak boleh sakit. Harus berdiri kokoh,” ujar kiai yang juga mendirikan Pesantren hafalan Alquran al-Muqaddasah di Ponorogo Jawa Timur ini. (MH007)