Oleh : Ferdinand Hutahaean
(Rumah Amanah Rakyat Bela Tanah Air)
Kemarin tanggal 29 Maret 2017, Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Presiden Hollande dari Prancis. Kunjungan itu tidak sehangat dan tidak seheboh kunjungan Raja Salman beberapa waktu lalu meski Prancis memiliki Investasi lebih besar di Indonesia. Namun bagi saya kali ini bukan masalah investasi yang mencuri perhatian saya, bukan Hollande yang jadi perhatian saya, namun yang menjadi perhatian serius bagi saya adalah pernyataan XENOFOBIA yang jadi topik bahasan Presiden Jokowi dan Presiden Hollande.
Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain atau yang dianggap asing. Salah satu kasus yang mencuat di Indonesia, masalah xenofobia terjadi terhadap etnis Tionghoa atau China. Begitulah sepenggal potongan berita yang saya kutip dari sebuah media online yang besar, sebut saja VIVA.co.id.
Pernyataan tersebut jelas menbuat saya heran dan kaget, saya berpikir sejenak, sejak kapan Indonesia pernah xenofobia? Sejak kapan Indonesia takut dengan Cina? Bukankah nenek moyang bangsa ini sudah pernah melawan bangsa-bangsa besar berperang tanpa takut? Bukankah Singosari pernah mengalahkan dan mengusir serbuan bangsa Cina Mongol tahun 1293? Bukankah leluhur bangsa ini Jayakatwang dan Raden Wijaya mengalahkan dan mengusir pasukan Kubilai Khan yang dikomandani Shi Bi, Ike Mese, Gaoxing pada tahun 1293? Lantas atas dasar apa Presiden Jokowi menyebut Indonesia Xenofobia terhadap Cina?
Saya mencoba merunut peristiwa yang terjadi ditengah bangsa ini yang terkait dengan isu Cina. Ada 4 besar isu terkait Cina yang sedang bergejolak. Yang pertama adalah Pilkada Gubernur DKI Jakarta yang salah satu kandidatnya adalah Basuki Tjahaja Purnama yang keturunan Cina. Yang Kedua adalah isu serbuan Tenaga Kerja Ilegal yang berasal dari Cina. Ketiga adalah Reklamasi Pantai Utara Jakarta yang diisukan telah di jual dan di iklankan di daratan Cina dan Hongkong. Yang keempat adalah isu tentang narkoba yang yang dalam jumlah besar berasal dari cina.
Ke empat isu diatas memang membuat Indonesia menjadi tidak suka dengan Cina, tapi bukan takut seperti yang digambarkan dengan kata xenofobia. Xenofobia itu terlalu berlebihan untuk disematkan kepada bangsa ini. Bangsa ini tidaklah takut sama sekali dengan Cina, bangsa ini tidak takut sama sekali untuk mengusir Cina seperti yang dilakukan Jaya Katwang dan Raden Wijaya, bangsa ini memang tidak suka terhadap 4 isu diatas tapi bukan tidak suka terhadap Cina secara keseluruhan karena banyak orang Cina menjadi Warga Negara Indonesia dan diakui sebagai etnis dinegara ini.
Kami menjadi tidak suka kepada Ahok, karena Basuki Tjahaja Purnama telah menyebabkan keretakan bangsa ini dengan kata-kata kasar, kotor dan keras serta menodakan agama Islam. Kami memang menjadi tidak suka dengan hutang berkedok investasi yang membawa tenaga kerja ilegal dari cina karena kami rakyat bangsa ini butuh pekerjaan, masih tinggi angka tingkat pengangguran,kenapa justru diserahkan kepada tenaga kerja asing ilegal. Kami memang menjadi tidak suka dengan Reklamasi karena telah menggusur penduduk lokal pribumi dan kemudian Reklamasi terdengar di jual dan di iklankan didaratan Cina. Darah kami tentu mendidih jika kemudian terbukti Pribumi digusur untuk kemudian tanahnya dijual ke Cina. Kami juga tidak suka dengan narkoba yang jumlahnya luar biasa besar yang berasal dari Cina. Itu semua, kami bangsa ini tidak suka karena memang telah menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia secara umum. Ingat kami bukan tidak suka dengan Cina, tapi keempat isu itu memang kami akui kami tidak suka.
Kembali kepada penilaian Presiden Jokowi tentang xenofobia, menurut pemikiran saya bangsa ini tidak sedang mengalami xenofobia, bangsa ini tidak sedang takut kepada bangsa asing manapun apalagi dengan Cina. Namun bangsa ini memang tidak suka dengan keempat isu diatas, ingat tidak suka bukan takut.
Presiden Jokowi sebaiknya tidak lagi salah dalam membuat pernyataan, karena pernyataan seorang Presiden dampaknya besar secara ekonomi, politik dan geopolitik Internasional. *pa kata dunia kepada Indonesia jika Presidennya saja merasa bangsanya sedang ketakutan kepada Cina? Apa kata dunia kepada bangsa ini jika presidennya menyatakan bangsa ini sedang mengalami xenofobia?
Ahhh…, kami tidak pernah takut pak Presiden…, kami tidak pernah xenofobia terhadap bangsa apapun, tapi kami memang tidak suka dengan isu Ahok, Tenaga Kerja Ilegal,Reklamasi dan Narkoba dari Cina. Anda paham kan maksud kami pak Presiden? Tidak benar bangsa ini sedang xenofobia.
Jakarta, 30 Maret 2017