Kota Padang, – Pasca aksi Superdamai GNPF MUI 212 di Jakarta yang mengawal fatwa MUI atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama alias Ahok berbuntut panjang.
H.Irfianda Abidin, Tokoh Aksi 212 asal Sumatera Barat (Sumbar) yang juga Ketua Umum Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM) Sumbar dipanggil oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Jakarta untuk dimintai keterangannya pada hari Juma’at tanggal 29 Desember 2106 di Polda Metro Jaya Jakarta.
Pemanggilan Irfianda ini berkaitan dengan Isu Makar yang melibatkan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen, S.IP, M.S.
“Surat sudah saya terima hari Kamis, dan dalam panggilan di surat tersebut saya dipanggil pada tanggal 29 (Jumat29/12/2016)”. terang Irfianda.
Menurut Irfianda, Selain dirinya Polda Metro juga memanggil Ustadz Yonni yang merupakan aktifis sekaligus Pengurus Masjid Raya Selayo – Solok, yang juga ikut dalam Aksi GNPF MUI 411 dan aksi 212 dan Angga Pemilik Jasa Angkutan Bus NPM yang mengakut massa aksi 212 dari Sumatera Barat.
Irfianda menyayangkan pemanggilan Polisi atas dirinya dan beberapa orang lainnya karena terkesan untuk menakut-nakuti masyarakat.
Dan isu makar yang dituduhkan kepada Kivlan Zen dan sejumlah tokoh lainnya sangat tidak tepat karena menurutnya makar adalah merebut negara secara paksa bukan seperti Aksi super damai GNPF MUI 212 yang dihadiri oleh jutaan umat Islam namun berjalan sangat damai dan tertib.
Seorang Jamaah Masjid yang tak mau disebutkan namanya mengatakan kepada mediaharapan.com, mengakui jika Kivlan Zen pernah datang ke Sumatera Barat dan melakukan Tabligh Akbar disejumlah daerah beberapa hari sebelum adanya aksi 212.
Namun dalam tabligh akbar tersebut tidak satupun Kivlan zen mengajak jamaah untuk melakukan makar pada negara justeru Kivlan Zen mengajak Jama’ah untuk wapada akan kebangkitan dan bahaya Neo-Komunis.
“Indak ado sakalipun Pak Kivlan Zen maajak jamaah untuak makar, balaw malah mangingekkan jamaah untuak waspada karano kini alah banyak PKI baru nan muncul di Indonesia ko”. Ujar Pria Paruh baya yang mengaku ikut pada tabligh akbar Kivlan zen di Masjid Raya Selayo – Solok.
“balaw maimbau kami untuak manjago anak kamanakan supayo pola pikirnyo indak tapengaruh dek Neo Komunis tu, kan rancak tu, dimaa salahnyo Pak Kivlan tu..?” cetus nya lagi. (Han)