MEDIAHARAPAN.COM, Singapura, (11/04) – Busa Singapur mengkonfirmasi posisi harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) belum ada koresi atau tidak berubah, infomasi Reuter Rabu (10/04). Sesi kedua bursa singapura pukul 14.30 posisi tertahan di harga USD6.488 per ton. Posisi tertahnnya harga tembaga setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan global dan timbulnya eskalasi baru ketegangan perdagangan antara Amerika dan Eropa.
Pertumbuhan global terpangkas 3,3 persen dari 3,5 persen akibat beberapa faktor antara lain sporadisnya perang dagang Cina vs Amerika, keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, front baru perang dagang Amerika vs Eropa. IMF memperingatkan kemungkinan kelanjutan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi 3,3 persen dari 3,5 persen sebelumnya.

Ancaman oleh Perwakilan Perdagangan AS, Senin (08/04), pengenaan tarif terhadap sejumlah produk Uni Eropa mulai dari pesawat komersial hingga produk susu dan wine saat memulai proses pembalasan terhadap subsidi pesawat Eropa.
Dolar AS tergelincir kembali ke zona negatif setelah menguat pada sesi awal perdagangan Asia, membuat logam berdenominasi greenback menjadi lebih murah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lain untuk melakukan pembelian. Terlihat kontrak tembaga yang paling aktif di Shanghai Futures Exchange turun sekitar 0,1 persen menjadi 49.570 yuan (USD7.385,72) per ton.
Analisor CRU yang berkantor di Shanghai menkonfirmasi “Harga (tembaga) sebelumnya cukup tinggi,” ungkap He Tianyu. Tembaga London menembus USD6.540 pada sesi sebelumnya, level terkuat sejak 1 April, dengan He mengatakan angka itu menjadi level resistance sejak Februari dan dia belum melihat tanda-tanda kenaikan permintaan.
Harga logam dasar lainnya variatif. Seng London tercatat turun 0,1 persen sementara timbal naik 0,2 persen dan nikel menguat 0,1 persen. Seng Shanghai turun 0,9 persen dan timah anjlok 1,1 persen.
Sementara itu dari Peru ada perkembangan terkait penangguhan blokade jalan oleh Komunitas adat di Peru selama dua bulan di tambang tembaga Las Bambas milik MMG Ltd selama dua hari, sampai pemerintah mengunjungi wilayah itu, Kamis, menurut penasihat komunitas tersebut.