MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Condet layaknya magnet, daerah yang dahulu dikenal sebagai penghasil salak ini punya daya tarik luar biasa untuk dicermati dari beragam sisi. Jika menyebut Condet, maka ingatan kita akan mengarah kuat pada Betawi.
Sebagai kawasan Cagar Budaya tentunya upaya pelestarian terus dilakukan agar budaya dan ke-aslianya tetap terjaga meski perkembangan zaman terus mengerusnya, sesuai dengan Surat Keterangan (SK) Gubernur Tahun 74 tentang Kawasan Condet ditetapkan sebagai Cagar Budaya, maka Kawasan Condet perlu dilestarikan keberadaannya agar tidak terlupakan.
Untuk mengangkat kembali keberadaan budaya Betawi Condet serta aneka makanan dan buah-buahan asli Condet, maka selama dua hari digelar Festival Condet. Nantinya acara tersebut akan berlangsung tanggal 29-30 Juli 2017 yang dilaksanakan di sepanjang jalan Raya Condet, Jakarta Timur.
Festival yang menampilkan beragam budaya Betawi. Penasehat Metropolitan Sosial Center (MSC) Kemal Sofyan mengatakan, sebagai orang yang tinggal di Condet, ia merasa terpanggil untuk bersama-sama ikut melestarikan budaya asli daerahnya itu.
“Adanya acara ini tentunya ingin menunjukan ke pada masyarakat bahwa di Condet masih ada budaya betawi, ada cagar budaya dan buahnya, dan keberadaannya harus diselamatkan. Ini juga termasuk untuk penekanan bagi Pemda DKI Jakarta agar Budaya Betawi Condet dihidupkan kembali,” kata Kemal Sofyan, Sabtu (29/7) sore yang menghadiri perayaan Festival Condet.
Tarian dari Jakarta seperi tari meong, tari ondel-ondel, tari tapak tangan, tari tongkat, tari gegot, tari kembang tarub, tari lenggang nyai, tari topenggong, tari ngarojeng Betawi, tari yapong, tari sirih kuning, tari kang aji, tari bajidor kahot, dan tari nandak ganjen dibawakan siswa-sisiwi sekolah di daerah Condet dan anggota sanggar seni yang ada di Condet.
Budaya betawi yang juga ditampilkan mulai dari marawis, persilatan, kuliner condet seperti dodol condet, perlombaan azan, kirab budaya, band betawi, komunitas batu akik condet, pemutaran film betawi, lenong Betawi, dan abang none.
Dengan adanya Festival Condet tahun ini, diharapkan masyarakat dapat mencintai kembali budaya Betawi asli Condet, sebagai percontohan budaya Betawi lainnya.
Kalau bukan kita, siapa lagi yang melestarikan budaya ibukota kita? (Dodi)