MEDIAHARAPAN.COM, Solok – Setelah vacum beraktifitas sejak 2008 PT.SBTI, kini rencananya perusahaan belanda yang bergerak dalam budidaya teh organik ini akan kembali beroperasi. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah daerah Kabupaten Solok dalam bekerjasama dengan pihak perusahaan ini, yang tujuan hakikinya guna menggenjot perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Solok, sesuai visi misinya yang tertuang dalam empat pilar Pembangunan, dimana salah satunya pilar ekonomi.
Hal ini diungkapkan Assisten koordinasi ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat Drs.H.Suharmen,MM kepada Target, di Ruang Kerjanya, Senin (6/2).
Dikatakan Suharmen, kendala saat ini menyangkut lahan, dimana saat ini ada 50 orang petani yang bergantung pada lahan seluas 50 hektar. Jika dibandingkan dengan schedule / siklus panennya, tentu mengalami kerugian karena dengan perbandingan tenaga dan lahan tersebut, banyak hari kerja petani yang kosong. Seharusnya dengan tenaga 50 orang petani tersebut, dibutuhkan 150 hektar lahan.
Untuk menutupi kekurangan lahan tersebut, masih di sekitar area itu ada lahan yang kurang produktif dan tidak diolah oleh masyarakat. Nanti masyarakat itu akan kita tarik, bergabung dengan budidaya teh organik. Ataupun jika harus disewa, akan difasilitasi pihak PT.SBTI untuk kemudian kalau sudah berhasil baru dicicil. Dan Dari segi income pun jauh lebih meningkat dibanding dipasarkan ke BPTP.
“Dari penghasilan petani juga lebih menguntungkan, jika sekarang dipasarkan pada BPTP harga teh Grade I dibeli per kilo dengan harga Rp.1.500,- dan grade II 1dihargai Rp.1.400,_ nanti pihak PT.SBTI akan membeli teh organik hasil panen petani itu dengan harga yang lebih menjanjikan Rp.3.500,- per Kilogramnya”jelas pria yang juga aktif sebagai mubaligh itu.
Selain itu, ditambahkan Suharmen, untuk pupuk dan pestisida pun ditanggung pihak perusahaan. Setelah menjalankan beberapa tahap rangkaian persiapan, dimana tanggal 2 februari lalu juga telah dilaksanakan rapat koordinasi pemkab solok dengan pihak pimpinan PT.SBTI, rencananya tanggal 7 februari ini akan dilakukan lokakarya tomas. Rakor itu dihadiri langsung oleh Direktur PT.SBTI Eugene Van De Weerd, konsultan P3K2 Sjafruddin Ahmad, Masrul Zein direksi PT.SBTI.
“Disini, peran pemerintah Kabupaten Solok melalui dinas pertanian khususnya bidang perkebunan, memfasilitasi, membentuk kelompok dan mensosialisasikan kepada masyarakat melalui camat ataupun walinagari tentang teh organik. Kemudian Dinas Koperindag harus mengintrepretasi dalam bentuk koperasi” pungkas Suharmen. (Amel)