Jakarata, – Berdasarkan demografi, Pemilih Jakarta terbagi dalam pemilih tradisional dan pemilih rasional. Dimana pemilih tradisional jauh lebih banyak dibandingkan pemilih rasional dan mereka adalah para pemilih yang mendasarkan pilihannya atas dasar afiliasi atau keterkaitannya dengan partai, suku, Agama dan dimensi lainnya.
Hal itu diungkap oleh Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, seperti di lansir Republika, Minggu (25/12/2016) di Jakarta.
Menurut Siti, pemilih rasional menentukan pilihannya lebih menitik beratkan pada prilaku para pasangan calon selama masa kampanye. Artinya, mereka baru akan menentukan pasangan calon yang dipilihnya setelah mengetahui karakter pasangan calon tersebut yang ditunjukkan selama masa kampanye.
Dalam analisanya siti mengatakan bahwa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus-Sylvi memiliki keunggulan dalam pemilih tradisional. Karena Agus – Sylvi berasal dari dua suku terbesar yang ada di Jakarta.
“Agus ini kan tulen orang Jawa dia mewakili Jawa. Itu jumlahnya sekitar 35 persen atau nomor satu di antara suku-suku yang ada di Jakarta. Sylvi ini tulen Betawi dan nomor dua suku terbesar di Jakarta adalah Betawi itu jumlahnya 28 persen,” urai Siti.
Sosok Agus yang masih muda dan berparas tampan, juga membuat factor pasangan Agus – Sylvi unggul dikalangan pemilih Muda.
Selain itu, menurut Siti pasangan Agus-Sylvi juga unggul dalam pemilih perspektif perempuan, PNS dan kawula muda. Alasannya karena sosok Sylvi yang merupakan sorang birokrat dan perempuan.
“Sehingga muncul lah lima di antara enam lembaga survei, memenangkan elektabilitasnya ke Agus-Sylvi. Dapet dia irisan-irisan itu diambil,” terang Siti