MEDIAHARAPAN.COM, Jombang – Minat generasi muda terhadap sektor pertanian dewasa kini telah menurun, meski demikian Rizki Hamdani dari Jombang, Jawa Timur, hadir dengan semangat baru. Sebagai penggagas Kelompok Santri Tani Milenial, Rizki berhasil membuktikan bahwa bertani dan beternak bisa menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan. Terutama bagi para santri yang selama ini dianggap minim akses pendidikan formal.
Melihat tantangan di dunia pertanian, Rizki memulai langkahnya di Pondok Pesantren Fathul Ulum Pesantren ini berbeda dari yang lain karena tidak memiliki pendidikan formal seperti pondok modern.
Dengan keyakinan bahwa pendidikan praktis juga penting, ia memperkenalkan sistem pertanian terpadu atau Integrated Farming System (IF). Sistem ini menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, hingga perikanan. Rizki menggagas kelompok wirausaha sosial bernama Santri Tani Milenial, yang kini telah berkembang pesat di Jombang.
Agustus lalu, sebanyak 30 kelompok santri tani sudah terbentuk, dengan berbagai kegiatan ekonomi yang produktif. Salah satu hasil nyata dari inovasi Rizki adalah keberhasilan kelompok tani sorgum.
Setelah diberikan fasilitas pengolahan pasca-panen, pendapatan kelompok ini meningkat drastis, mencapai sekitar Rp60 juta per bulan, berkat penjualan produk olahan di area peristirahatan Tol Trans Jawa.
Kesuksesan ini tak lepas dari kerja keras Rizki dan dukungan dari Kementerian Pertanian serta Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Brantas. Mereka mengapresiasi langkah Rizki yang tak kenal lelah menginspirasi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
Dengan keberhasilan ini, Rizki Hamdani menunjukkan bahwa bertani tak lagi dianggap ketinggalan zaman, bahkan menjadi prospek cerah bagi kaum milenial. Apa yang dilakukan oleh Kelompok Santri Tani Milenial ini tidak hanya mengubah persepsi, tetapi juga membawa perubahan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat pesantren di Jombang. (Cakra Putra)