Oleh : Handriansyah
Ketua Umum Wahana Muda Indonesia (WMI)
Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 menghasilkan dan menyisakan sejumlah persoalan bangsa secara Nasional, Mulai dari ungkapan kebencian, Sara, penistaan agama, Isu Makar juga intervensi asing melalu media terhadap bangsa Indonesia.
Yang menarik diantaranya adalah pemberitaan media asing yang mengaitkan kekalahan Pasangan Petahana Basuki Tjahaya Purnama – Djarot Syaiful Hidayat atas kemenangan pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Salahuddin Uno sebagai bentuk kemenangan kelompok Islam Radikal
Selain itu tulisan seorang jurnalis Amerika Allan Nairn yang mengaitkan Isu makar terhadap Sosok Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menuding Panglima terlibat dalam perencanaan dan merestui pelengseran terhadap Presiden joko Widodo (Jokowi) dengan mendompleng Aksi demonstrasi terhadap Ahok yang merupkan terdakwa kasus penistaan Agama.
Tak urung pemberitaan media Asing dan tulisan jurnalis Amerika tersebut memantik emosi kebanyakan rakyat Indonesia khususnya jajaran TNI yang merasa paling dirugikan atas pemberitaan yang tak berargument kuat dan terkesan mengadu domba tersebut.
Dari isu yang berkembang dapat ditarik sebuah kesimpulan singkat bahwa intervensi asing terhadap politik Indonesia masih sangat kuat, hal itu dibuktikan dengan peng-opinian atas kekalahan Ahok yang dikatakan dimenangi oleh kelompok Islam Radikal.
Dan upaya pelemahan terhadap TNI sebagai Gerbang dan pagar bangsa yang sampai detik ini masih terjadi, jika dulu TNI dilumpuhkan dengan isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), dan saat ini TNI di adu dengan Pemerintah dan rakyat dengan Isu makar yang dimunculkan sejak menjelang Pilkada DKI Jakarta.
Diketahui sebelumnya, beberapa aktivis nasional seperti Kivlan Zein, Adithya Warman, Rachmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas dan Ratna Sarumpaet ditangkap dan ditahan oleh Polri atas tuduhan makar beberapa Jam menjelang aksi 212. dan terakhir Isu Makar juga dijeratkan kepada Sekjend Forum Umat Islam (FUI) Ustadz, Muhammad Al Khatath yang juga merupakan koordinator aksi 313, dimana ia dan beberapa aktifis lainnya ditangkap sesaat sebelum aksi 313 diselenggarakan.
Kiranya Bangsa indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam akan terus menjadi incaran asing, dengan berbagai cara mereka berusaha untuk mengotak-atik dan mengadu domba anak bangsa sehingga terjadi pelemahan terhadap negara.
Sebagai solusi awam, kiranya Gerakan Bela Negara perlu untuk lebih ditingkatkan disetiap penjuru tanah air dengan materi terkini dan melibatkan atau mengikutsertakan para pemuda/pemudi Indonesia bukan hanya dikota besar namun juga untuk pemuda/i yang berdomisli di pedesaan yang selama ini tidak terlalu tersentuh oleh program ini.
Jika hujung Tombak dalam struktur TNI adalah Babinsa maka Hujung tombak Indonesia kedepan adalah para pemuda/pemudi yang berada di desa sehingga dengan demikian diharapkan mereka dapat memilah isu gorengan dan dapat menjadi Pagar bangsa dari ancaman pihak asing.
Selain itu, para penyelenggara negara khususnya para aparatur penegak hukum harus benar-benar dalam posisi netral dan tidak berada dalam posisi “Like or Dislike” dalam memainkan peran sehingga tidak terkesan membela kelompok yang satu dan membunuh kelompok yang lainnya karena kepentingan sesaat. Semoga.!