MEDIAHARAPAN.COM, Wellington – Selandia Baru menyiarkan azan di televisi dan radio nasional pada Jumat (22/3) sebagai bentuk solidaritas dengan komunitas muslim setelah serangan teror baru-baru ini di negara itu.
Hari Jumat kemarin menandai tepat satu minggu serangan teror menewaskan 50 Muslim, ketika seorang teroris menembaki jamaah selama sholat Jumat di masjid Al Noor dan Linwood di kota Christchurch.
Acara peringatan digelar di semua provinsi Selandia Baru dan dua menit mengheningkan cipta sebagai tanda penghormatan terhadap para korban.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada hari Rabu mendorong wanita untuk mengenakan kerudung ketika menghadiri dua menit mengheningkan cipta.
Ardern bergabung dengan ribuan orang yang berkumpul di Christchurch untuk sholat di luar masjid Hagley.
“Selandia Baru berduka bersamamu, kami adalah satu,” katanya, menurut TRT World.
Seorang warga Selandia Baru mempelopori aksi solidaritas pada Kamis (21/3) untuk para korban serangan teror di dua masjid, di Christchurch.
Raewyn Rasch menggelar kampanye “Kerudung dalam Solidaritas”, untuk mendorong wanita mengenakan jilbab di kepala sebagai bentuk dukungan bagi wanita Muslim di Christchurch.
Perhatian internasional telah ditarik ke Selandia Baru sejak serangan teror pekan lalu, menimbulkan peningkatan Islamofobia di negara-negara Barat.
Jumat menandai minggu pertama sejak serangan teroris, di mana setidaknya 50 Muslim terbunuh ketika seorang teroris menembaki jamaah selama sholat Jumat mingguan di masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru.
Teroris melakukan pembantaian secara live selama 17 menit di platform media sosialnya.
Brenton Harrison Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun, didakwa melakukan pembantaian. (Anadolu/bilal)