“Assalamualikum Sifa”, kataku dipagi itu menyapa Sifa, ketika pagi berkunjung kerumahnya sembari aku berangkat kerja jam 08.00 pagi tadi, Kamis (11/1).
“Waalaikumsalam pak”, kata Sifa menyusul ayah dan ibunya dari dalam dalam rumah yang sangat sederhana itu sembari menirukan ucapan orang tuanya yang sebelumnya sudah menjawab salam aku. Kami duduk dilantai rumah beralaskan tikar plastik sambil bersila melingkar bersama Ketua KAN, Wali Jorong Darek, Ketua Pemuda dan beberapa orang yang sudah duluan datang kerumah Sifa.
Alah makan Sifa, kata ku, alun lai pak, jawabnya spontan. Kenapa alun makan, Amak baru gorek sosis jawab Sifa. Suko Sifa sosis…lai pak. Terus aku pangku Sifa disebelah ayahnya Syafriyon, sementara ibunya Deswita terus menggoreng sosis ditungku pakai kompor sumbu.
Sifa, “apak kamari lihat Sifa ada baju baru buat Sifa dari kawan apak di Padang Panjang, lalu saya raih tangan Sifa memberikan baju yang masih terbungkus kantong plastik.
Baju apo koh pak, baju ngaji atau baju sekolah, lihatlah sama Sifa lai suko Sifa, “Maa bisa Sifa mancolik (melihat) pak, dak nampak dek awak doh pak. Aaa warnanyo pak” jawab Sifa polos.
Bagaikan disambar petir aku dan orang yang hadir mendengar jawaban Sifa bocah perempuan 8 tahun ini yang mengalami buta mendadak karena adanya tumor otak dikepala.
Astaghfirrulah’alazim, maafkan bapak nak, lupo apak tadi kalau Sifa indak bisa maliek (melihat). Alangkah bodohnya aku menanyakan ini padamu guman ku sampai menyesakkan dada. Tak sadar air mataku menetes membasahi pipiku, dan aku menoleh melihat sekeliling, kulihat orang yang hadir dirumah sangat sederhana itu ikut diam dan terpaku. Spontan tanganku terasa lemas yang masih memangku Sifa.
Dengan suara parau aku tanya Sifa mau makan kue atau minum susu nak kataku, “indak pak awak makan sosis sajolah pak jawab Sifa”, namun mataku terasa mulai panas tak tahan menahan air mata yang terus menetes.
Sifa minta apo sama apak. Apo yang suko sama Sifa, dak ado pak jawabya singkat. Kalau sandal mau Sifa, lai pak warna ungu tarompa yo pak. Lalu Sifa minta apolai, mintak boneka pak, boneka apo suko Sifa, boneka Doraemon pak, jawab Sifa.
Sifa kalau sehat Sifa mau apolai tanyaku “awak mau sekolah pak. Awak nio main samo kawan wak si Lara. Awak mau mangaji pak” ujar Sifa seperti berharap, namun tak menyembunyikan wajah kecilnya nan imut itu ditatap orang disekitarnya yang memperhatikan penuh haru.
YA Allah, cepatkanlah sembuh anak ini. Sifa ingin mengaji, Sifa ingin sekolah lagi dan bermain dengan Lara temanya. Sifa ingin melihat boneka. Sifa ingin makan sosis. Dia ingin melihat rumahnya yang baru siap dibedah nagari. Ingin melihat atap seng rumahnya. Dia ingin melihat boneka Doraemon, dia ingin bahagia dimasa kanak-kanaknya. Kapan Sifa bisa melihat Ya Rabb. Kapan dia bisa bermain dan hidup lagi seperti anak seusianya. Mari kita bantu Sifa, katakan bersama SIFA JANGAN SAMPAI BUTA#PeduliSifa. /Curhatan Ketua Simawang Saiyo saat jumpa Sifa “M. Nur Idris”. (Irfan F).