Rendang merupakan masakan daging dengan bumbu rempah-rempah yang berasal dari Minangkabau, kuliner ini popular karena banyak di minati oleh masyarakat dunia.
Rendang saat ini tidak lagi sekedar kuliner semata, melainkan simbol kebanggaan ekonomi, lingkungan, sosial-budaya Minangkabau.
Sudah selayaknya rendang punya hari tersendiri bisa disebut Hari Rendang Dunia (world rendang day) , di mana semua orang pada hari itu menikmati lezatnya rendang di seluruh dunia.
Ide dan gagasan seperti ini, perlu di dukung oleh pemerintah Sumatera Barat dalam memulai langkah baru menjaga dan merawat rendang agar tidak terjadi pengklaiman oleh negara asing.
Selain itu, ini akan menjadi tradisi yang selalu di budidayakan oleh masyarakat Minangkabau umumnya. Penetapan hari rendang dunia bisa juga melibatkan Minang Diaspora, melakukan kerja sama dengan Burmalis Ilyas selaku Direktur Eksekutif Minang Diaspora Network Global (MDNG) dalam membuat event hari rendang dunia di Sumatera Barat dengan menyelenggarakan festival memasak dan makan rendang.
Orang Minang ada dan tersebar di setiap penjuru dunia dengan berbagai keahlian masing-masing. Ada yang menjadi duta besar, diplomat, CEO, pengusaha, manajer dan berbagai latar belakang profesi. Saat ini sudah ada wadah MDNG yang dapat mempersatukan seluruh potensi-potensi ini, lebih mudah terwujudnya impian ini.
Setiap tahun pada hari dan waktu yang sama, masyarakat berbondong-bondong mengikuti festival rendang dunia, hal ini tidak sekedar event biasa, namun juga akan berdampak kepada meningkatnya nilai ekonomi masyarakat Minangkabau.
Martabat rendang masih tinggi, bahkan di mancanegera sekali pun masih menyediakan rendang di Rumah Makan Padang. Uniknya rendang bisa di simpan dalam waktu yang lama, cocok untuk para perantau, mereka masih bisa merasakan masakan amak (Ibu).
Dalam memasak rendang dibutuhkan ketelatenan memasak, dengan waktu yang cukup lama, untuk mendapatkan hasil yang lezat. Tentu ada banyak cerita menarik saat memakan rendang saat di rantau, perantau mencoba menjadi Brand Ambassador. Bagian dari mempromosikan kuliner lezat asal Minangkabau suatu kebanggaan tersendiri.
Melihat bagaimana rendang diperlakukan di rantau sebagai diskusi memperdekat emosional dengan penduduk setempat, terbesit dalam pikiran penulis. Mestinya mendapatkan perlakuan khusus juga dari tempat asalnya, dikemas dan diposisikan sebagai makanan yang istimewa khususnya di Sumatera Barat.
Apalagi nanti kalau rendang sudah ada hari rendang day, akan mendatangkan wisatawan luar negeri. Daya tarik demikian juga meningkatkan keingintahuan orang yang penasaran untuk mengunjungi wilayah Sumatera Barat.
Selain ada hari rendang dunia atau rendang day, semua instansi pemerintah juga bisa mengadakan pameran. Mempromosikan kearifan lokal, yang tidak tersedia di tempat lain.
Bila ide ini berjalan, lebih banyak positifnya lagi, sehingga rendang diangkat dan pemerintah Sumatera Barat dapat berkalaborasi dengan berbagi pihak untuk suksesnya acara alek gadang makan randang.
Sementara itu memberikan kesempatan kepada conten creator asal Minangkabau untuk membantu pemerintah dalam mempromosikan Sumatera Barat dalam kancah International. Setiap event rendang day juga berkoordinasi dengan media sebagai mitra, hal ini di perkuat dengan banyak wartawan senior yang berdarah Minangkabau.