MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan upaya memerangi hoaks, kabar bohong, informasi menyesatkan dan ujaran kebencian dengan menyediakan layanan chatbot yang diberi nama Chatbot Anti Hoaks.
Informasi klarifikasi hoaks yang yang akan disajikan melalui chatbot adalah berasal dari database atau pangkalan data Mesin AIS Kemkominfo.
Saat ini Kemkominfo dan Prosa sedang mengembangkan layanan Chatbot Anti Hoaks untuk pengguna aplikasi pesan instan Whatsapp dan LINE.
Dijelaskan, di Indonesia saat ini ada tiga fase pengguna internet, Fase pertama yang mendapatkan informasi melalui browsing, fase kedua yang menggunakan internet pertama kali melalui sosial media, dan fase ketiga gunakan aplikasi chatting informasi berdasarkan dari teman.
“Kita menyediakan satu layanan di telegram, masyarakat pengguna jika meragukan satu informasi bisa menanyakan dan platform harus bertanggung jawab,” jelas Semmy.
Dalamu upaya memerangi hoaks, sebelumnya Kemenkominfo bekerja sama dengan Whatsapp melakukan pembatasan jumlah penerusan pesan (forwarded messages) dari sebelumya 20 kali menjadi dibatasi menjadi hanya 5 kali.
Upaya yang juga terus dilakukan untuk memerangi hoaks, kabar bohong, informasi menyesatkan dan ujaran kebencian adalah dengan terus mengintensifkan penggunaan Mesin AIS yang bekerja 24 jam dan 7 hari seminggu serta didukung oleh 100 anggota Tim Verifikator. (MH007)