MEDIAHARAPAN.COM, Padang Sumatera Barat – Kebijakan Kementerian pertanian melindungi peternak kecil mendapat respon positif, impor jagung 100.000 ton sebagai langkah cerdas kementan menyelamatkan produksi peternak skala kecil. ini bentuk keseimbangan perhatian dari kementan. ungkap presidium Forum Pemuda Sumatera barat dalam rilisnya, 08/11/2018
Presidium Forum Pemuda Sumatera barat, Nurkhalis menegaskan keberadaan peternak juga layak mendapat porsi perhatian yang sama, sebab modalnya terbatas buat stok jagung, habis jual telur barulah mereka beli jagung dan komponen pakan lainnya. sementara diketahui Jagung tidak selamanya tersedia, tergantung situasi penanaman.
penyimpanan jagung yang aman dan murah, distribusi, angkutan, dan sebagainya, ini yang akan berpengaruh terhadap proses produksi
“ini yang dimaksudkan langkah menyeimbangkan, petani dan peternak punya hak yang sama mendapat perlindungan pemerintah” tegasnya
dia menambahkan, sementara pada saat panen raya industri pakan tidak mampu menyerap jutaan ton jagung, maka kementan menyelamatkan hasil petani dengan ekspor ke negara tetangga
Nurkhalis mengungkapkan, Petani jagung sudah bertahun-tahun menyadari bahwa harga jagung dibentuk oleh rasio pasokan dan permintaan. Namun demikian, mereka menuntut adanya harga yang menjadi pengaman, dan ini sudah diberikan oleh Pemerintah. Harga dari Pemerintah sudah bagus.
Pengendalian impor jagung oleh Pemerintah adalah untuk membuat petani tidak terpuruk, terutama pada saat panen raya. kementan terbukti menyelamatkan hasil panen berlimpah
dengan membuka akses ekspor, jadi surplus produksi jagung kita tidak mungkin disimpan lama oleh petani, berbeda dengan beras yang bisa disimpan dengan sederhana untuk jangka waktu cukup lama.
“kalau jagung begitu panen petani bingung karena penangananya lebih spesial, ditambah tidak tersedia penyimpanan skala besar ditingkat petani”. Ujar Nurkhalis
Nurkhalis mencontohkan kebijakan kementan mengatur Para pengguna jagung skala besar (pabrik pakan) sudah diberikan wilayah pembelian jagung, agar produksi petani segera diserap, sehingga petani jagung dapat terus menanam sepanjang lingkungan memungkinkan.
“Proses ini masih terus bergulir dengan penyempurnaan.untuk menjamin dan menjaga kontinuitas produksi”, ujar Nurkhalis Korwil Gempita Sumbar yang juga Calon Aggota DPD RI dapil Sumbar
untuk itu, Nurkhalis menekankan, “pada pihak-pihak yang keberatan dengan adanya impor jagung untuk peternak kecil itu sama saja ingin mengorbankan peternak kecil yang sudah ramai menuntut perhatian pemerintah”