Sejumlah Non Government Organisation (NGO) di Inggris berangkat dari London menuju Suriah, untuk membuat proyek pembangunan rumah sakit anak di Aleppo timur. Mereka terlebih dahulu membuat penggalangan dana yang dinamai People’s Convoy dan berhasil mengumpulkan 170 ribu euro atau Rp 2,4 miliar hanya dalam 10 hari.
NGO-NGO yang terdiri dari byCanDo, The Syria Campaign, Doctors Under Fire, dan The Phoenix Foundation ini berupaya mengganti rumah sakit anak yang telah hancur terkena bom pada November lalu. Mereka juga menawarkan bantuan langsung tenaga medis untuk penduduk Aleppo.
Sesampainya di Suriah, konvoy bantuan dari sejumlah NGO itu akan memakan waktu sekitar satu pekan untuk mencapai perbatasan Suriah. Setelah itu, bantuan akan diserahkan kepada Independent’s Doctor Association yang akan melanjutkan perjalanan ke pinggiran Aleppo dan mulai membangun rumah sakit.
“Kami telah cukup melihat, sekarang saatnya untuk merespon. Serangan-serangan yang dilakukan telah berlebihan dan sekarang ada kebutuhan mendesak untuk menemukan solusi,” ujar dokter darurat dan pendiri Doctors Under Fire, Saleyha Ahsan, dikutip The Independent.
Rumah sakit anak-anak di Aleppo hancur pada November lalu saat serangan yang dilakukan pasukan Suriah dan Rusia terjadi di wilayah yang dikuasai pemberontak. Serangan itu mendapat kecaman dari AS dan PBB, terutama setelah rekaman video menunjukkan bayi dan anak-anak terpaksa dievakuasi dari rumah sakit tersebut dalam keadaan mengenaskan.
Médecins Sans Frontières (MSF) memperingatkan, pasokan obat dan peralatan medis telah habis dan belum ada kepastian kapan persediaan akan datang.
Sebanyak 8.000 warga sipil, termasuk 2.700 anak-anak, seharusnya mulai meninggalkan Aleppo timur pada Rabu (14/12). Namun, evakuasi dihentikan pada Jumat (16/12) setelah gencatan senjata yang dinegosiasikan oleh Turki dan Rusia, telah dibatalkan.
Sumber: Republika