MEDIAHARAPAN.COM -Para guru di desa Belozerye sebuah desa di Republik Mordovia mengajukan banding ke pengadilan terkait larangan penggunaan hijab bagi guru dan murid saat proses belajar-mengajar berlangsung.
Kepala sekolah pun akhirnya membatalkan larangan tersebut. Kini penduduk Mordovia yamg terletak sekitar 562 km di tenggara Moskow dan mayoritas beragama Islam keturunan suku Tatar itu pun dapat dengan bebas menggunakan busana muslimah di sekolah.
Pada Februari lalu, Menteri Pendidikan Rusia Olga Vasiliyeva — saat mengomentari kasus terbaru di Belozerye — menyuarakan dukungannya terhadap larangan penggunaan jilbab di sekolah-sekolah, seperti dilaporkan oleh kantor berita RBTH Indonesia.
Vasilyeva mengatakan bahwa seorang “penganut agama sejati”, menurutnya, tidak akan berusaha “menonjolkan bukti keimanannya dengan mengenakan atribut tertentu”. Pernyataan itu ia lontarkan saat mengomentari larangan penggunaan jilbab di sekolah di sebuah desa di Mordovia. Dia menambahkan, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa “penggunaan jilbab, seperti halnya menekankan identitas kesukuan, tidak diperbolehkan di sekolah.”
Mahkamah Agung Rusia telah dua kali mengesahkan beberapa peraturan daerah yang melarang penggunaan jilbab di sekolah. Namun keputusan itu belum ditetapkan sebagai hukum yang berlaku secara nasional.
Sementara itu Kepala Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov segera mengkritik pernyataan yang dikeluarkan Menteri Pendidikan Rusia, Ramzan mengatakan bahwa, “tiga anak perempuannya tak akan pernah melepas jilbab mereka”. (MH029)