MEDIAHARAPAN.COM, Padang – Elsa Maharani, merupakan sosok inspiratif asal Padang, Sumatera Barat. Elsa gigih bertekat mewujudkan niat mulia untuk memberdayakan perekonomian masyarakat di sekitar tempat tinggalnya dengan mencetuskan ide memproduksi hijab dan busana muslim merek sendiri.
Perjuangannya bermula dari keresahan akibat melihat kondisi kaum perempuan terutama ibu rumah tangga di kampungnya yang sulit mendapatkan akses kesehatan, akses pendidikan untuk anak-anak mereka, akses mata pencaharian yang hanya menjadi pencacah batu kali serta asisten rumah tangga.
Berkat support dari keluarga terutama sang suami yang ikut andil dalam mengelola Maharrani, kini lebih dari 10 orang telah diberdayakan menjadi tenaga produksi dan lebih dari 100 orang telah tergabung menjadi reseller dan agen dari Maharrani Hijab.
Ide brilian Elsa Maharani dan sang suami yang memiliki visi bisnis tidak hanya untuk kepentingan pribadi lewat Maharrani Hijab yang mana lambat laun berkembang semakin besar hingga terciptalah Kampung Jahit di daerah Kuranji Kota Padang, berhasil menjadikan masyarakat sekitar tempat tinggal mereka terutama ibu rumah tangga yang semula tidak berpenghasilan kini dapat menikmati hasil jerih payah di atas Upah Minimum Regional kota Padang.
Selain itu, untuk tas bungkus produk Maharrani Hijab, Elsa memberdayakan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan setempat. Bahkan produk Maharrani sudah bisa dijumpai di salah satu mall di Malaysia.
Fakta lainnya, bahwa mulanya Elsa Maharani sendiri sebenarnya tidak bisa menjahit. Hingga pertemuannya dengan salah satu mahasiswa jurusan tata busana dari Universitas Negeri Padang, membuka jalan demi mimpinya memproduksi pakaian merek sendiri sebagai usaha yang mempunyai tujuan utama yakni menggerakkan perekonomian masyarakat di kampung halamannya. Kala pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Elsa bersama Mahasiswa jurusan Tata Busana di kotanya saling bekerja sama untuk membuat masker yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat luas.
Kesadaran Elsa akan kondisi ibu rumah tangga apalagi yang sudah memiliki anak namun ingin tetap berkarya dan berkarir sebagai bentuk mengapresiasi diri mereka sendiri, tentu tidak mungkin bisa sama dengan anak muda yang bekerja. Oleh karena itu, melalui Kampung Jahit, Elsa memberikan pelatihan menjahit dan membina pemberdayaan para wanita yang ikut bekerja menjadi penjahit di Maharrani.
Bisnis jalur langit, itulah kalimat yang cocok dengan apa yang Elsa dan sang suami coba lakukan. Berbisnis namun tidak ambisius meraup untung guna kepentingan diri sendiri. Terbukti dengan keikutsertaan Elsa Maharani dalam kegiatan sosial antara lain pendirian rumah Qur’an Serambi Minang yang saat ini menapung lebih dari 200 santri (tidak mondok) terdiri dari anak-anak serta mahasiswa, kegiatan sosial bersama warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Muaro serta kegiatan lainnya.
Kesuksesan Maharrani Hijab tidak terlepas dari peran penting suami Elsa Maharani yang selalu memberikan dukungan dengan segenap kemampuannya serta adik Elsa dan semua orang yang terlibat dalam kemajuan usaha tersebut. (Irma Tira)