Jakarta, Acara Zikir Akbar yang dipimpin oleh Majelis Zikir Manaqib dilapangan bola rawamangun Jakarta Timur gagal terlaksana dengan baik mingu (/12/2016) dan berbuntut protes, pasalnya undangan dan jamaah yang hadir hanya dalam hitungan puluhan orang saja dari target peserta ratusan hinga ribuan jamaah.
Buntutnya, Pemimpin Majelis Zikir Manaqib, KH Junaedi Albaghdadi, marah dan protes pada panitia penyelenggara kegiatan pengajian akbar tersebut karena dalam undangan dan iklan acara yang disebar panitia memuat gambar dan nama Basuki Tjahya Purnama (Ahok) – Djarot Calon Gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut 2 hingga membuat jamaahnya protes dan tidak mau hadir
“Itu yang membuat Abah komplain (ke panitia), karena tanpa pemberitahuan sebelumnya, yang saya khawatirkan, ini kampanyenya salah satu kandidat diiringi zikir sama abah. Nah, itu yang salah,” ujar KH. Junaedi Albaghdadi yang biasa dipanggil Abah.
Dirinya kesal kepada Ketua panitia penyelenggara, Mochtar Mohammad yang merupakan mantan Walikota Bekasi, karena semestinya acara zikir yang murni tidak disusupi dengan agenda lain dengan menyelipkan salah satu pasangan Cagub karena sama dengan mempolitisir.
“Kan sama saja mempolitisir itu, mendompleng itu,” ujarnya kesal.
Politisasi zikir akbar yang dimaksud abah mungkin ada benarnya karena sejumlah sepanduk Acara Zikir Akbar yang memuat foto pasangan Ahok-Djarot yang menampilkan nomor urut Paslon nampak terpasang dibeberapa tempat di Jakarta.
Pimpinan Pondok Pesantren Barokatul Qodri ini memastikan kalo zikir akbar itu bukan atas inisiatifnya, ia mengaku hanya mendapat tawaran dari panitia utk memimpin jalannya pengajian sehingga jika dibelakang hari ada masalah hukum karena dugaan pelanggaran kampanye maka dirinya akan lepas tangan.