Panpel Laga Persija vs Persebaya di Bantul Bebas Sanksi
MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Ada ribuan masyarakat sepak bola yang harus gigit jari pasca tertundanya laga big match yang mempertemukan tuan rumah Persija Jakarta melawan Persebaya Surabaya di Bantul, 3 Juni lalu. Ketika itu, puluhan ribu suporter yang sudah mengorbankan banyak waktu dan energi, harus menelan kekecewaan lantaran laga tidak bisa digelar akibat bentrokan kecil kelompok suporter.
Kendati hanya bentrokan kecil, pihak panpel yang terlihat tidak serius menggelar laga tersebut lantas menjadikannya alasan untuk membatalkan laga, dua jam sebelum kick off. Anehnya, bentrok kecil antar suporter itu berlangsung delapan jam sebelumnya. Artinya, masih ada sisa banyak waktu yang harus dimanfaatkan untuk meredahkan konflik agar laga tetap berlangsung.
Nah, kekecewaan publik sepak bola tersebut kian bertambah. Pasalnya, pihak Komisi Disiplin (Komdis) PSSI tidak memberikan sanksi apapun kepada Panpel Persija yang sudah terbukti gagal menyelenggarakan laga lanjutan GO-JEK Liga 1 2018 itu. Salah satu sumber terpercaya di internal Komdis menyebutkan, Persija bebas sanksi atas peristiwa memalukan di Bantul itu.
” Tidak ada pelanggaran hukum apa apa, karena kedua tim sudah menandatangani kesepakatan dalam surat yang menyatakan bahwa laga tidak bisa digelar karena masalah keamanan,” kata salah satu sumber yang tidak mau identitasnya dipublikasikan itu. Sidang Komdis sendiri berlangsung satu gedung dengan kantor Marketing Persija di bilangan Kuningan Jakarta, 24 Juni lalu.
Jadi, kata sumber tersebut, Komdis hanya menguatkan keputusan PT LIB terkait penjadwalan ulang laga Persija melawan Persebaya di Lapangan PTIK Jakarta, sore nanti. ” Komdis tidak bisa berbuat banyak, karena sebelum bersidang, sudah ada keputusan dari liga terkait laga dijadwalkan ulang. Seharusnya, liga sebelum menjadwalkan ulang, sebaiknya menunggu dulu hasil keputusan Komdis,” beber sumber tersebut.
Presiden Save Our Soccer (S.O.S) Apung Widiadi sangat menyesali sikap Komdis PSSI yang tidak memberikan sanksi apapun ke Panpel dan manajemen Persija atas kegagalan mereka menggelar laga di Bantul tersebut. “Saya melihat ada standar ganda yang diberlakukan oleh Komdis. Kalau ada suporter menyalakan flare, atau melempar botol, mereka dengan semangatnya langsung memberikan sanksi berat dengan denda uang yang sangat tinggi,” ucapnya.
Tapi, lanjut Apung, saat Panpel Persija gagal menggelar laga, Komdis seperti macan ompong. “Padahal, ada ribuan orang yang sudah dirugikan. Jujur, saya melihat tidak adanya penghargaan lagi bagi sepak bola Indonesia. Dan, tragisnya, itu dilakukan oleh mereka yang seharusnya melindungi sepak bola itu sendiri,” tegasnya.
Dengan begitu, Apung mengungkapkan, dugaan bahwa ada “orang besar” PSSI dibalik manajemen Persija seperti yang sudah lama beredar di publik itu, benar adanya.” Akhirnya, kami menyimpulkan bahwa, Persija mau apa saja bebas, karena tidak mungkin mereka akan diberikan sanksi. Jadi, dugaan ada orang kuat PSSI dibalik Persija itu, kian benar adanya,” timpalnya. (Neo)