MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Hari minggu merupakan hari spesial bagi para pekerja sibuk yang memiliki hoby memancing ikan. Biasanya dihari sabtu para angler ini sudah sibuk mempersiapakan piranti (tackle) pancing kesayangannya.
Terkadang, kesibukan dalam mempersiapkan tackle itu melebihi kesibukan mereka dalam mempersiapkan pekerjaan sehari-hari. Maklum, hoby memancing ini memang hoby yang mengasikkan bagi banyak kalangan.
Dalam memancing biasanya para angler sibuk ini akan lebih condong memilih spot-spot menantang seperti sungai, danau, rawa atau laut dibandingkan dengan kolam pemancing umum, karena selain bisa menikmati keindahan alam dan menantang, mereka juga dapat mengeluarkan keringat dan menghabiskan hari liburannya di alam bebas.
Bagi angler ini, Sensasi ‘Tarikan (fight)’ dengan ikan merupakan target utama mereka, dibandingkan ikan itu sendiri. karena sensasi itu jarang didapat ketika memancing dikolam pemancingan umum yang lebih condong memancing ikan yang sudah kenyang dan tidak predator (liar dan menyambar umban) .
Yaaa… bagi para angler, sensasi strike ikan dialam liar memang sangat mahal harganya dan gak bisa diperjual belikan atau dibayar dengan sejumlah uang…
Namun dibeberapa kota, ada juga yang memilih untuk memancing di kolam ‘C&R’ (Catch And Release) yang didalamnya terdapat berbagai macam species ikan predator, seperti jenis ikan eyecat, toman, picock bass dll. Yang tentunya kudu mengeluarkan kocek yang agak lumayan. Tapi pastinya kepuasan antara mancing dikolam dengan di alam bebas pasti berbeda jauh.
Tekhnik yang digunakanpun lebih pada tekhnik modern sport fishing, biasanya bagi yang memancing di spot fresh water mereka akan menggunakan tekhnik casting dibandingkan tekhnik tradisional yang menggunakan umpan jenis pelet, cacing dan sejenisnya.
Dalam casting, mereka menggunakan berbagai jenis umpan palsu (lure) sesuai ikan yang mereka targetkan.
Untuk jenis Snakehead (Toman, kerandang, kihung, gabus) mereka akan menggunakan frogie (berbentuk kodok dari kayu, fiber ataupun karet) dan spiner (umpan yang digunakan pada kedalaman) dengan targetnya ikan yang berada di dasar air.
Sedangkan untuk casting ikan predator jenis Hampala, Masher, Tapah, kakap, Mangrove Jack, Black Bass, kerapu dan baby GT mereka akan menggunakan lure jenis Minow (berbentuk seperti ikan), Spoon (seperti sendok bermata kail cabang tiga/trebel hook) atau bisa juga dengan menggunakan spiner, tergantung pada keadaan air dan spot itu sendiri.
Soo, jangan heran kalo setiap hari libur khususnya minggu banyak angler yang melintas atau mengunjungi daerah yang terpencil dan kadang rawan, karena bagi mereka memancing adalah untuk menikmati keindahan alam sekaligus mencari sensasi strike yang mahal harganya dan tidak dapat diperjual belikan.
Tapi jangan salah, mancingpun tergantung nasib, meski menggunakan piranti mahal dan spot yang dianggap masih perawan terkadang para angler ini juga sering mengalami ‘Boncos’ atau tidak mendapatkan ikan sama sekali seperti yang dialami oleh pemancing asal Sumatera Barat ini. Meski telah berada dispot menjanjikan, namun belum mendapatkan rezeki.
“Boncos, jangankan ikan, disamberpun enggak, ikannya pada liburan ke mall..!” selorohnya.
Aktifitas sport fishing dilaut. Biasanya lebih banyak dilakukan secara bersama, dengan membuat tim, mereka kemudian menyewa boat untuk menuju spot.
Nah, bagi angler yang super sibuk biasanya pada hari minggu mereka akan bersangkat sabtu sore atau malam menuju spot dilaut, karena hari senin sudah harus kembali bekerja.
Berbeda dengan angler yang memang mengkhususkan diri untuk trip jauh atau lama mereka memang mempersiapkan diri dan perlengkapannya untuk mancing selama beberapa hari, biasanya pemancing type ini adalah pemancing type petualang yang gemar mengeksplore spot dilaut dan dilakukan baim hari libur panjang ataupun diluar hari libur.
Beruntung bagi angler yang tinggal di daerah yang memiliki banyak spot fresh water maupun didekat laut dan menyimpan banyak species ikan, apalagi pemancingnya masih dalam hitungan jari karena otomatis tidak akan bersusah payah untuk merasakan sensasi strike ikan dengan tekhnik sport fishing.
Yaa.. hari ini angler dikota besar sangat sulit untuk menemukan spot ideal di daerah mereka, sehingga mereka mau mengeluarkan uang dan melintasi perbatasan antar provinsi demi mendapatkan spot yang menjanjikan kepuasan.
Balik lagi ke angler super sibuk di spot salt water (laut), ada juga yg mancing kelaut cuma sebentar demi melepaskan candu, berangkat pagi pulang sore, dan tekhnik yang digunakan adalah tekhnik light jiging dengan penerapan tekhnik slow jiging, slow fall dan sejenisnya. Mereka menggunakan piranti yang berukuran serba kecil dalam memancing.
Hal itu dilakukan karena simple, tidak menguras tenaga dan sensasi strikenya luar biasa, dengan piranti kecil mereka merasakan sensasi tarikan seolah seolah fighting dengan ikan besar walaupun ikan yg didapatnya cuma berukuran 2 hingga 5 kg dan tekhnik ini kini sedang trend di Jepang, China, Malaysia juga Indonesia.
Namun salah satu alasan lain dari tekhnik light jiging ini karena sudah sulitnya dan ‘langka’nya menemukan ikan dengan size monster.
Soo bagi anda yang sibuk kerja and penasaran dengan tekhnik casting, light jiging ataupun tekhnik sport fishing lainnya, bisa mempelajarinya pada video-video di dalam Youtube. Atau tunggu artikel mancing dengan tekhnik sport fishing selanjutnya.
Editor: Handriansyah