MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Hasil survei Good News From Indonesia menunjukkan bahwa 62,1 persen generasi muda atau generasi milenial perkotaan masih cukup optimis terhadap masa depan Indonesia. Hal itu terlihat dari survei indeks optimisme yang dilakukan GNFI pada Februari-Maret 2018 di 8 kota besar di Indonesia.
“Dari survei ini dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat optimisme generasi muda perkotaan terhadap masa depan Indonesia menunjukkan hasil cukup optimis, meskipun bukan optimisme yang absolut,” kata CEO GNFI Wahyu Aji saat menyampaikan hasil survei mereka di Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia, Jakarta pada Senin, 7 Mei 2018.
Wahyu menuturkan indeks optimisme merupakan teknik pengukuran yang digunakan untuk melakukan visualisasi tingkat optimisme generasi muda di perkotaan terhadap masa depan Indonesia. Dalam menghitung seberapa optimis seorang pemuda, penelitian ini menggunakan rangkaian scoring dan pembobotan dari skor 0 sampai 100. “Semakin mendekati 100, maka seorang akan semakin optimis,” ujarnya.
Selain itu, Indeks Optimisme ini dibuat berdasarkan pemahaman subjektif dari para responden generasi muda urban di Indonesia dan bukan dikonstruksikan oleh pihak peneliti. Hal ini lebih menjamin keakuratan definisi optimisme menurut generasi muda di Indonesia.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang hadir dalam acara tersebut mengatakan pemerintah memang sudah mempersiapkan generasi milenial. “Infrastruktur sudah dibangun untuk membangun mereka. Sehingga pada 2045 akan menjadi unggul ketika Indonesia sudah berusia 100 tahun,” ujarnya.
Ia pun menyebut pemimpin telah berupaya untuk terus menyebarkan virus optimisme. “Sebab kalau pesimis, maka generasi muda juga ikut pesimis,” kata Moeldoko.
Dalam survei yang melibatkan 1.200 responden yang berusia 18 – 30 tahun ini, GNFI menanyakan tingkat optimisme responden dalam 27 isu sosial, politik dan ekonomi. “Secara umum, responden di seluruh kota memiliki nilai optimisme terhadap masa depan Indonesia di atas 50 persen,” ujarnya. “Sekarang indeks optimismenya jauh lebih baik dibanding tahun 2008 yang hanya 30 persenan.” (MH/Tempo.co)
