MEDIAHARAPAN.COM, London – Walikota London Sadiq Khan mengumumkan pemerintah kota mengadopsi definisi Islamofobia di Inggris dari All-Party Parliamentary Group (APPG), pada Jumat (22/3).
Khan mendorong pemerintah dan badan-badan publik lainnya untuk melakukan hal yang sama dalam upaya mengatasi “kejahatan rasial dan penyebaran pesan sayap kanan dengan menandatangani juga kaidah tersebut (definisi),”
City Hall (Balai Kota) akan menjadi otoritas publik terbesar untuk mengadopsi definisi APPG, yang merupakan pengelompokan di parlemen Inggris yang terdiri dari anggota dari semua partai politik.
“Islamofobia berakar pada rasisme dan merupakan jenis rasisme yang menargetkan ekspresi Muslim atau persepsi atas Muslim,” demikian bunyi definisi APPG tentang Islamofobia.
“Serangan teror jahat di Christchurch minggu lalu adalah serangan terhadap nilai-nilai yang menyatukan kita,” kata Khan.
“Dengan menandatangani definisi APPG tentang Islamofobia, kami mengirimkan pesan yang kuat tentang kebulatan tekad kami untuk mengakhiri Islamofobia dan penyebaran retorika sayap kanan,” tambahnya.
Pengumuman Khan muncul setelah pertemuan pada hari Kamis (21/3) di Balai Kota dengan para pemimpin masjid di London pasca serangan teroris minggu lalu oleh seorang teroris supremasi kulit putih di Selandia Baru sedikitnya menewaskan 50 orang.
Sadiq mengatakan kepada para pemimpin masjid bahwa penting bagi pemerintah untuk mengikuti kebijakannya dalam mengadopsi definisi tersebut.
Khan meyakinkan mereka bahwa pemerintah kota telah melakukan segalanya untuk keselamatan umat Muslim melalui “peningkatan patroli, keterlibatan dan konsultasi keamanan.”
Tiga tahun terakhir Inggris mengalami peningkatan tajam Islamophobia dan kejahatan kebencian anti-Muslim, jumlah serangan mencapai rekor pada tahun 2017. Pada tahun 2018 ada lebih dari 1.200 laporan serangan Islamophobia, lonjakan terjadi hingga 26 persen dari tahun sebelumnya.
Insiden Islamofobia telah meningkat secara signifikan karena sejumlah faktor, seperti Brexit dan proliferasi kelompok sayap kanan memanipulasi kesalahpahaman tentang imigrasi dan keyakinan. (Anadolu/bilal)







