MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta Mantan Kasum TNI, Letjen (purn) Soeryo Prabowo meminta para media tidak mudah memojokkan Mayjen TNI (purn) Soenarko. Seolah-oleh, menurutnya, media benci sekali dengan purnawirawan.
“Saat ini persis menjelang 1965. Para ulama ditangkapi, dibunuh, dan muncul Dewan Jendral yang ujungnya para jendral Angkatan Darat dibunuh dan di buang di lubang buaya!” kata Soeryo di acara jumpa pers soal bantahan atas tuduhan kepada Mayjen TNI (purn) Soenarko, Jumat (31/5) sore di hotel Century, Senayan,Jakarta.
Soeryo membantah Soenarko ditangkap di bandara. Ia juga membantah Soenarko menggunakan senjata rakitan. “Boleh pak Narko dibilang bersalah, tetapi jangan dibilang makar,” cetusnya.
Soeryo meminta semua pihak jangan mudah menggunakan kata makar. “Jangan sekali sekali menuduh kami tidak cinta Merah Putih. Pemberitaan mengenai Pak Sunarko jelas bukan hanya menyakiti hati keluarga pak Soenarko dan menyakiti korps Baret Merah,” tegasnya.
Soeryo juga mengatakan tidak ada Jenderal yang memiliki pengalaman tempur menyamai Soenarko, bahkan seorang Menkopolhukam.
“Ia terus bergelut membela negara. Saya kira dengan Menkopolhukam pun lebih banyak jam terbangnya Soenarko berjuang membela negara di medan tempur!” tuturnya. []










