MEDIAHARAPAN.COM, Khartoum – Setidaknya 60 demonstran Sudan tewas akibat aksi kekerasan pasukan keamanan saat membersihkan kamp protes utama di dekat markas militer di ibukota, Khartoum, menurut Komite Dokter Pusat pro-oposisi Sudan pada hari Rabu (5/6).
Senin larut malam, sedikitnya 35 demonstran tewas – dan ratusan lainnya cedera – ketika pasukan keamanan berusaha membubarkan aksi duduk di luar markas tentara di Khartoum.
Panitia mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa korban tewas mencapai 60 orang pada hari Rabu.
Sudan dilanda kerusuhan sejak 11 April, ketika perusahaan militer negara itu mengumumkan “penggulingan” Presiden Omar al-Bashir setelah berbulan-bulan protes rakyat terhadap 30 tahun berkuasa.
Ketua Dewan Militer Transisi Sudan (TMC) pada Selasa pagi, mengumumkan pemilu akan digelar sembilan bulan mendatang untuk menyelesaikan krisis pasca penggulingan mantan Presiden Omar Al-Bashir.
Pernyataan Abdel Fattah Al-Burhan muncul setelah terbunuhnya 30 lebih demonstran pada Senin (3/6) di ibukota Khartoum ketika pasukan pemerintah membubarkan aksi duduk selama dua bulan yang menyerukan penyerahan kekuasaan kepada otoritas sipil.
Berbicara di televisi pemerintah, Al-Burhan mengatakan TMC juga telah membatalkan semua perjanjian sebelumnya dengan koalisi oposisi utama dan telah menunda pembicaraan dengan mereka.
Al-Burhan berjanji akan mengadakan pemilihan yang bebas dan adil, ia juga menambahkan bahwa TMC akan mendeklarasikan kabinet sementara dalam beberapa hari mendatang.
Dia juga berjanji akan meluncurkan penyelidikan pembunuhan para pengunjuk rasa. (Anadolu/bilal)








