MEDIAHARAPAN.COM, New York – Iran akan terus menjual minyaknya, menemukan pembeli untuknya dan mengirimkannya melalui Selat Hormuz, kata menteri luar negeri Iran, pada Rabu (24/4).
Berbicara pada diskusi panel di New York City yang diselenggarakan oleh Masyarakat Asia, Mohammad Javad Zarif mengatakan jika AS mengambil “tindakan gila” dengan mencegah Iran mengangkut minyaknya, negara itu harus “siap dengan konsekuensinya”.
“Presiden [Donald] Trump percaya bahwa dengan menekan kami, dengan memaksakan tekanan ekonomi pada kami, kami akan menjual martabat kami. Tidak akan terjadi,” kata Zarif.
Dia mengatakan “kepentingan nasional vital” Iran adalah untuk menjaga Teluk Persia dan Selat Hormuz terbuka.
Selat Hormuz, selat antara Teluk Persia dan Teluk Oman, adalah saluran utama untuk pengiriman minyak internasional.
Komentar Zarif muncul setelah Washington pada hari Senin mengumumkan akan mengakhiri keringanan sanksi kepada negara-negara yang masih membeli minyak Iran.
Langkah itu, efektif 2 Mei, adalah bagian dari kampanye ‘tekanan maksimum’ Trump untuk mengekang penjualan minyak Iran, apa yang Washington sebut sebagai sumber pendapatan utama negara itu.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berkomitmen akan meningkatkan pasokan minyak untuk memastikan bahwa pasokan global tetap terjaga.
Zarif mengatakan kampanye tekanan terhadap Iran yang dipimpin oleh Washington telah menunjukkan bahwa “tim B ingin perubahan rezim”, merujuk pada sekutu Trump Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Penasihat Keamanan Nasional Trump John Bolton, dan seorang kritikus yang gigih terhadap kepemimpinan Iran, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman serta pemimpin Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed.
Zarif mengatakan AS harus berbicara dengan mereka yang melindungi selat itu – Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran. Washington awal bulan ini menetapkan pasukan elit militer Iran sebagai organisasi teroris asing.
Tukar Menukar Tawanan
Namun, Zarif juga mengatakan ada ruang untuk bekerja sama dalam rangka membawa stabilitas ke Afghanistan dan Irak.
“Ini belum krisis. Ini baru situasi berbahaya,” katanya.
Dia secara khusus menyebutkan potensi pertukaran tahanan, dengan Iran melepaskan pekerja bantuan Inggris-Iran Nazanin Zaghari-Ratcliffe.
“Mari kita bertukar. Saya siap untuk melakukannya dan saya memiliki wewenang untuk melakukannya,” kata Zarif.
Ratcliffe telah ditahan di Iran sejak 2016 atas tuduhan spionase.
Dia mengusulkan pertukaran tahanan antara Ratcliffe dan warga Iran di penjara di luar negeri, termasuk seorang wanita yang ditahan di Australia selama tiga tahun terakhir atas permintaan ekstradisi AS.
Zarif mengatakan wanita itu telah melahirkan di penjara.
Zarif juga mengatakan ada orang Iran lain yang telah dipenjara di AS dan Eropa atas apa yang dianggapnya tuduhan palsu. (Anadolu/bilal)







