MEDIAHARAPAN.COM, Kota Solok – Acara malam pergantian tahun di Kota Solok Sumatera Barat agak sedikit beda dan menarik, sejumlah kalangan menggelar acara kesenian religi “Salawaik Dulang” yang merupakan kesenian lokal asli Minangkabau berisikan petuah dan nasehat berdalilkan pada Alqur’an dan Nilai-nilai Islam.
Acara ini digelar Masjid Lubuk Sikarah, yang merupakan salah satu Masjid tertua di Kota Solok, dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat, Ninik Mamak Pemangku adat, Alim Ulama juga sejumlah Pejabat di Kota Solok yang terkenal dengan Bareh Soloknya, Sabtu (31/12/2016).
Acara Salawaik dulang yang dilaksanakan hingga dinihari ini di isi oleh Tim Salawaik dulang dari Kabupaten tetangga, Batusangkar. acara ini juga menjadi irisan sejarah dan peneguhan adat minangkabau yang berpeganggakan kepada Kitabullah.
Mengenal Salawaik Dulang:
Salawaik Dulang juga disebut salawek talam atau salawat talam dalam dialek-dialek bahasa Minangkabau, merupakan sastra lisan Minangkabau yang bertema Islam dan nasehat-nasehat keagamaan.
Sastra lisan ini berupa pertunjukkan dua orang membacakan hafalan teks diiringi tabuhan dulang, nampan kuningan berdiameter 65 cm. Salawat dulang tersebar luas di ranah Minangkabau dan kadang hanya disebut salawek atau salawat dalam percakapan sehari-hari.

Dalam pertunjukkan tersebut, dua pendendang pria duduk bersisian dan menabuh dulang bersamaan. Keduanya dapat berdendang bersamaan atau saling menyambung larik dalam syair.
Penampilan salawat dulang berupa tanya jawab, saling serang, dan saling mempertahankan diri sehingga pendendang kadang dijuluki menurut nama-nama senjata, seperti “peluru kendali” dan “gas beracun” dan hanya bisa dilaksanakan bila pendendang berjumlah setidaknya dua orang.
Pembacaan hafalan teks berdurasi antara 25 hingga 40 menit, biasanya berisi tafsiran dari ayat al-Quran atau Hadits yang telah ditulis sebelumnya. Sesi pembacaan satu teks ini disebut salabuahan (disebut juga satanggak atau satunggak).
Pertunjukkan salawat dulang dipertunjukkan pada hari-hari besar umat muslim seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, dan Idul Adha atau pada upacara bernuansa agama seperti ketika menaiki rumah baru dan khatam al-Quran.
Tempat penyelenggaraan salawat dulang biasanya merupakan tempat yang dipandang terhormat menurut nilai masyarakat Minangkabau, seperti surau atau masjid, atau tempat untuk tamu yang dihormati bila diadakan di rumah penduduk (terletak di bagian kiri dari pintu masuk utama). (MH007)