• Redaksi
  • Kode Etik
Media Harapan
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
Media Harapan
No Result
View All Result
Home Citizen

Manusia dan Modernitas

by Media Harapan
21 April 2017 11:26
in Citizen, Opini
0

“kita tidak memahami diri kita sendiri secara penuh dan tidak percaya diri atas pemahaman maupun pemikiran yang dibangun atas realitas yang ada. Kita cenderung lebih fasih memahami Indonesia berdasarkan konstruksi pemikiran orang (masyarakat) luar” (Erna Chotim (2016)

Oleh: Everd Scor Rider Daniel

Menjadi manusia utuh adalah cita-cita cita-cita semua orang. Syarat manusia utuh ada pada kebahagiaan. Aristoteles adalah Filosof pertama yang merumuskan dengan jelas bahwa kebahagiaan adalah apa yang dicari semua manusia. Dalam etika Aristoteles disebut ‘eudemonisme’, dari kata Yunani eudaimonia yang artinya bahagia (Suseno, 2009).

Dalam buku berjudul “Menjadi Manusia”, Franz Magnis Suseno menarasikan pemikiran Aristoteles secara filosofis. Dalam proses pencarian manusia, salah satu tujuan akhir manusia menurut Aristoteles adalah kebahagiaan. Menurutnya, ketika seseorang sudah bahagia, tidak ada yang masih diinginkan selebihnya. Namun, selama manusia belum bahagia, apa pun yang diperolehnya tidak akan membuatnya merasa puas. Tujuan dari asumsi yang dinyatakan Aristoteles adalah mau menjawab bagaimana manusia harus hidup dan apa tujuan hidup manusia. Jalannya menuju kebahagiaan adalah moralitas dan kebijaksanaan. Tujuan moralitas mengantar manusia sampai pada tujuan akhirnya. Moralitas adalah salah satu gejala kemanusiaan paling penting. Moralitas dapat disebut keseluruhan peraturan tentang bagaimana manusia harus mengatur kehidupannya supaya menjadi orang baik.

Pemikiran Aristoteles patut direnungi dalam rasio manusia modern. Pemikiran Aristoteles sangat relevan dengan dinamika hari ini, mengkritisi cara-cara atau sarana yang dipakai manusia menuju tujuan akhir yang Ia sebut kebahagiaan. Pada konteks sebenarnya (realitas), niat manusia saat ini mengejar kenikmatan tidak hanya keliru melainkan menggunakan jalur di luar moral. Segala daya dijadikan sumber (rasional/irasional) mengejar kebahagiaan. Selain cara-cara menyimpang, esensi kebahagiaan yang dimaknai saat ini tidak pada konteks substansial, namun di atas pertentangan makna (contradictio in terminis). Kontradiksi moral semakin kentara ketika manusia mengejar kepentingan diri (self interest). Di tengah pencarian identitas, sering dijumpai proses yang salah dengan sudut pandang pragmatisme-praktis. Relasi logis pragmatisme-praktis membuka ruang-ruang di luar aturan yang bersifat individualistik. Pragmatisme mengesampingkan esensi bersama, lebih pada hasrat individu bukan kepentingan bersama sebagaimana tuntutan moral.

Kontradiksi moral dalam konteks self dapat dikategorikan dalam dua karakteristik: Pertama, manusia modern mencari segala bentuk kepuasan dan kebahagiaan demi diri sendiri (hedonisme). Kedua, manusia cenderung mengejar kehidupan praktis. Dalam dinamika pencarian diri, setiap manusia mengalami transformasi disertai kendala-kendala psikologis baik dari dalam diri maupun pengaruh dari luar. Dinamika perubahan memposisikan manusia pada pilihan-pilihan. Dalam arti pemikiran, memiliki dua probabilitas (kemungkinan) yaitu rasional dan irasional. Kemungkinan-kemungkinan dibalik pilihan menciptakan suatu persimpangan, yang apabila tidak rasional akan membawa manusia pada krisis identitas.

Pada konteksnya, modernitas cukup beresiko ketika tidak dikritisi secara rasional dan logis. Modernitas yang diterima begitu saja akan membawa petaka, atau ruang hampa tanpa dasar pijakan. Banyak dijumpai fenomena krisis jati diri manusia modern, gemerlap modernitas membuat orang tidak lagi berpikir, hanya memanfaatkan apa yang sudah diproduksi. Ketika manusia tidak lagi kritis dan mereproduksi ide, maka secara tidak sadar kehilangan akal untuk merealisasikan diri. Kekosongan itu memberi ruang kemunculan bagi nilai-nilai berbeda, mengagungkan budaya asing, menduplikasi nilai-nilai barat (westernisasi) yang kemudian memberi pengaruh behaviour (perilaku) individualistik dan hedonisme.

Kedewasaan zaman membawa individu pada pengalaman dan kompleksitas. Tren perubahan beriringan dengan masalah. Perubahan membawa pengaruh signifikan, mendatangkan tawaran dan resiko fundamental. Perubahan melahirkan perdebatan dan dua kemungkinan, baik (konstruktif) atau buruk (destruktif). Resiko modernitas memberikan jarak dalam masyarakat dan fragmen-fragmen pada lapisan sosial. Jarak itu dianalogikan pada pemisahan atau diferensiasi gagasan, dipisah oleh perbedaan sudut pandang. Sebagian pandangan, ada yang menempatkan diri di seberang modernitas, misalnya, kaum anti-globalisasi yang memandang bahwa proses modernisasi murni ditunggangi kapitalisme. Kaum ini skeptis dengan cita-cita modernitas mengenai kesetaraan global. Anti globalisasi memandang itu hanyalah utopis (angan-angan) sehingga merasa penting untuk membongkar power of capital yang mengatur segala mesin industri, produksi dan kebutuhan umat manusia. Modal dan produksi membuat modernitas semakin memperkuat perilaku konsumtif, pragmatisme, hedonisme, dan praktek-praktek materialisme.
Dominasi Kelas

Gejolak modernitas menuai beragam kritik. Ini disebabkan karena modernitas dinilai lebih banyak membawa ekses negatif bagi manusia. Menurut Karl Marx, perkembangan modernisasi semakin memperlebar jurang ketidaksetaraan antar manusia. Proses modernisasi justru dianggap berpotensi menjauhkan manusia dari manusia lain (Martono, 2011). Marx mengkritisi kekuatan modal sebagai faktor yang memisahkan sesama manusia atau yang Ia sebut struktur kelas sosial. Masyarakat kelas menurut Marx terbagi dua, kelas Borjuis dan kelas Proletar. Kelas Borjuis sebagai penguasa modal dan produksi (kapitalis), sementara kelas Proletar adalah para pekerja (buruh). Konsep penguasaan memunculkan penjajahan bagi kaum minoritas (buruh), karena ada yang berkuasa dan ada yang dikuasai. Penguasaan modal menuntut adanya produksi dan pemenuhan kebutuhan (supply). Produksi identik dengan industri dan berelasi dengan kelas Borjuis. Sementara untuk mengejar produksi, kaum Proletar-lah yang dieksploitasi dan dikorbankan sebagai baut-baut industri. Kesimpulan modal dalam konteks produksi terus bertransformasi dalam kemasan baru dan tanpa disadari sebagai gaya kekerasan atau penjajahan manusia modern.

Sentimen Perubahan

Selain resiko modernitas di sektor industri, ada banyak perubahan lain dalam konteks kehidupan manusia modern: ruang privat, publik, teknologi sampai modernisasi gagasan. Modernisasi muncul dengan berbagai wujudnya, baik nyata maupun tidak disadari manusia, sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada manusia yang tidak menjadi “korban” modernisasi.
Colonialization to Globalization, ‘might is right’ Continues, secara gamblang menjelaskan adanya keberlanjutan dari model penguasaan konvensional (kolonial) hingga modern (globalisasi). The New World Order menurut konsep globalisasi terdiri dari ‘global village’, ‘global fraternity’, ‘global economic cooperation’, dan ‘global networking of information technology’ yang membuai masyarakat bangsa-bangsa baik dengan impian maupun dengan keterpaksaan. “Soon it is realized that what is said to be global is not ‘global’, but ‘central’; .. or to express it more concretely, it is ‘western globalization’, ‘western hegemonization’ (Kausar, Zeenath, 2007).

Problematika yang kini hadir, merupakan manifestasi dari suatu konstruksi fenomena perubahan. Hasil fenomena perubahan yang terjadi memunculkan asimilasi, akulturasi nilai-nilai baru, propaganda dan doktrin budaya. Dinamika modernitas yang melekat pada fenomena globalisasi telah membawa pengaruh pada kontruksi peradaban manusia. Konstruksi dimaksud untuk menjelaskan konsep new culture (berbeda dengan situasi sosial masyarakat). Modernitas sebagai ekspresi perubahan yang kompleks dan dinamis. Arti daripada itu, perkembangan dalam pengertian dinamis menjelaskan perubahan secara cepat dan dirasakan masyarakat. Sementara, kompleks dimaksud untuk menerangkan resiko atas kenyataan yang dikonstruksikan oleh perubahan.

Akibat daripada itu, jika individu tidak memiliki kapasitas menyesuaikan diri (adaptasi) dengan perubahan yang terjadi, maka akan menimbulkan berbagai resiko sosial: kesenjangan kelas, diferensiasi budaya, pengkotak-kotakan masyarakat, diskriminasi peran, individualistik, dan budaya konsumerisme. Globalisasi dipercaya sebagian pihak sebagai tangan-tangan kapitalisme (modal) yang diselenggarakan secara liberal dengan tujuan-tujuan kepentingan. Kehadirannya membawa pertentangan bagi Negara Berkembang (third world) karena dipandang hanya memproduksi masalah dan tantangan-tantangan baru yaitu ketergantungan (dependensi). Perubahan yang dinamis membawa berbagai konsekuensi dan pergeseran paradigma sosial-budaya. Menurut Harper (1989), perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu.

Perubahan membawa dampak yang kuat dan mempengaruhi tatanan sosial masyarakat. Perubahan konkret yang terjadi dimulai pada tingkat personal (pergeseran tingkah laku dan peran individu) serta kelompok sebagai sub bagian dari arus perubahan. Masyarakat modern, baik individu atau kelompok di luar kesadarannya telah menduplikasi hasil dari perubahan modern (pengabaian kultural). Kondisi ini membuka kemungkinan terjadi perubahan mendasar pada identitas manusia.

(Penulis merupakan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Padjadjaran, Bandung) 

Comments

comments

Previous Post

Data masuk 100%, Berikut Hasil Final Real Count KPUD DKI

Next Post

Trump Harus Beli “Tembok” Juventus, Daripada Boros 10 miliar dollar AS

Media Harapan

Next Post

Trump Harus Beli "Tembok" Juventus, Daripada Boros 10 miliar dollar AS

BERITA POPULER

Manusia dan Modernitas

21 April 2017 11:26
Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

29 April 2019 08:25
Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

20 April 2023 09:33
Bank Nagari Peduli Dukung Tanah Datar Bersih, Gandeng TPPKK Serahkan Komposter Dan Tempat Sampah Terpilah

Bank Nagari Peduli Dukung Tanah Datar Bersih, Gandeng TPPKK Serahkan Komposter Dan Tempat Sampah Terpilah

4 November 2025 16:39
Pangan B2SA Berbahan Lokal, Pokja III TPPKK Dan Dinas Pangan Perikatan Tanah Datar Sajikan Ikan Lele Teriyaki Madu Dan Tomat Cassava Bertabur Buah

Pangan B2SA Berbahan Lokal, Pokja III TPPKK Dan Dinas Pangan Perikatan Tanah Datar Sajikan Ikan Lele Teriyaki Madu Dan Tomat Cassava Bertabur Buah

5 November 2025 22:24
10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

28 August 2023 14:39

BERITA TERBARU

Pangan B2SA Berbahan Lokal, Pokja III TPPKK Dan Dinas Pangan Perikatan Tanah Datar Sajikan Ikan Lele Teriyaki Madu Dan Tomat Cassava Bertabur Buah

Pangan B2SA Berbahan Lokal, Pokja III TPPKK Dan Dinas Pangan Perikatan Tanah Datar Sajikan Ikan Lele Teriyaki Madu Dan Tomat Cassava Bertabur Buah

5 November 2025 22:24
Stasiun Cikarang Tidak Ramah Lansia, Balita, Ibu Hamil!

Stasiun Cikarang Tidak Ramah Lansia, Balita, Ibu Hamil!

5 November 2025 13:12
Bank Nagari Peduli Dukung Tanah Datar Bersih, Gandeng TPPKK Serahkan Komposter Dan Tempat Sampah Terpilah

Bank Nagari Peduli Dukung Tanah Datar Bersih, Gandeng TPPKK Serahkan Komposter Dan Tempat Sampah Terpilah

4 November 2025 16:39
Kiprah Daiyah DDII di Pedalaman, Ustadzah Ila Beri Warna Baru di Tanasump

Kiprah Daiyah DDII di Pedalaman, Ustadzah Ila Beri Warna Baru di Tanasump

2 November 2025 13:49

Follow Us

Media Harapan merupakan web portal berita berbasiskan citizen jurnalism yang menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Semua materi dalam situs mediaharapan.com boleh di copy guna keperluan pengembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya peningkatan inteligensi pemuda-pemudi Indonesia dan referensi non komersil dengan mencantumkan mediaharapan.com sebagai sumbernya. Semua masyarakat khususnya pemuda-pemudi Indonesia dapat berpartisipasi sebagai citizen jurnalism dengan mengirimkan rilis, informasi, berita, artikel, opini atau foto untuk dipublikasikan melalui alamat email Redaksi.

Recent News

Pangan B2SA Berbahan Lokal, Pokja III TPPKK Dan Dinas Pangan Perikatan Tanah Datar Sajikan Ikan Lele Teriyaki Madu Dan Tomat Cassava Bertabur Buah

Pangan B2SA Berbahan Lokal, Pokja III TPPKK Dan Dinas Pangan Perikatan Tanah Datar Sajikan Ikan Lele Teriyaki Madu Dan Tomat Cassava Bertabur Buah

5 November 2025 22:24
Stasiun Cikarang Tidak Ramah Lansia, Balita, Ibu Hamil!

Stasiun Cikarang Tidak Ramah Lansia, Balita, Ibu Hamil!

5 November 2025 13:12
  • Redaksi
  • Kode Etik

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia