MEDIAHARAPAN.COM, Batusangkar, Sumatera Barat-Menenun, yaitu merajut benang menjadi sebuah kain yang bernilai karya seni tinggi di Provinsi Sumatera Barat atau Minangkabau sudah merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang dan diwariskan pada anak cucu.
Sebut saja disalah satu nagari di Kabupaten Tanah Datar tepat Nagari Pandai Sikek, yang sudah terkenal ke berbagai belahan dunia akan karya-karya tenun songketnya, bahkan harganya pun tergolong untuk kelas menengah ke atas. Dan aktifitas menenun ini bagi masyarakat setempat sudah menjadi sumber pendapatan primadona sebagai pengrajin tenun atau songket.
Bermotifkan kain-kain tua yang hingga saat ini masih tersimpan dengan baik dan biasa dipakai pada saat acara-acara adat maupun lainnya ini, tenun songket tersebut terlihat sangat elegan bagi yang memakainya.
Saat ini tenun songket terus dikembangkan diberbagai daerah di Sumatera Barat termasuk di Kabupaten Tanah Datar yang sudah berdiri sentra tenun terbesar di Indonesia itu, tepatnya di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo.
Berbicara tentang tenun atau songket ini terbukti memberikan dampak yang luas bagi masyarakat, tidak hanya di Tanah Datar, bahkan Sumatera Barat, betapa tidak, harga satu helai kain tenun untuk bawahan saja bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Untuk terus melestarikan dan mengembangkan tenun ini, isteri Wakil Presiden Republik Indonesia Ibu Mufidah Jusuf Kalla, bertekat dan yakin jika kegiatan tenun ini dapat memberikan peluang bisnis dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Keyakinan itu disampaikannya saat mengunjungi Sentra Tenun Kriya Minangkabau, Senin (02/09) di Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo. Didampingi Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma, Ketua GOW Ny. Retri Zuldafri Darma, Ibu Mufidah mengatakan, menenun dapat menghidupi, mencukupi kebutuhan sehari-hari, mandiri bahkan bisa juga sukses.
“Generasi muda yang tekun belajar menenun akan bisa hidup dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dari karyanya sendiri. Yang putus sekolah maupun yang masih sekolah terutama SMK harus bisa menenun, “ucapnya.
Ibu Mufidah ini punya keinginan semua generasi muda harus bisa menenun, sehingga punya penghasilan dan dapat meringankan beban orang tua. “Alhamdulillah, saat ini peserta didik tenun yang ada di Sentra Tenun Kriya Minangkabau, baru 20 hari dilatih sudah mampu membuat tenun sendiri,” ulasnya kagum.
Untuk pemasaran karya-karya tenun ini Ibu Mufidah akan membantu, karena menurutnya banyak peluang pemasaran yang akan dapat dimanfaatkan untuk menampung dan memasarkannya nanti.
Kepala Dinas Koperindag Tanah Datar Marwan, disela-sela kunjungan kerja Ibu Mufidah Jusuf Kalla ini mengatakan sentra tenun yang berdiri megah atas inisiasi Isteri Wapres RI Jusuf Kalla ini telah menelan anggaran lebih Rp24 miliar rupiah, dilengkapi rusunawa dan gedung pencelupan benang yang sudah sampai pada tahap finishing.
Dijelaskan Marwan jika Ibu Mufidah ini pelatihan-pelatihan yang diadakan di Sentra Tenun agar mengikutsertakan nagari, sehingga anak-anak nagari yang ikut pelatihan dapat dibantu biaya dari nagari itu sendiri.
“Setiap tahun ada 12 kali pelatihan disini, 4 kali pelatihan dari Provinsi Sumatera Barat, 4 kali pelatihan dari Kabupaten Tanah Datar dan 4 kali pelatihan yang disediakan Yayasan Kriya Minangkabau yang dibina langsung Ibu Mufidah, “sebutnya.
Marwan menambahkan jika saat ini sedang berlangsung pelatihan menjahit sebanyak 27 orang dari hasil seleksi 70 orang sebelumnya dan yang 27 orang hasil seleksi tersebut sudah mandiri, mulai dari pola hingga menjadi pakaian siap pakai.
“Saat ini juga sedang dilatih sebanyak 20 orang peserta didik dari santri Mu’alimin Lintau, “sebut Marwan.
Dengan adanya sentra tenun terbesar di Indonesia, Kriya Minangkabau ini ibarat mimpi besar Ibu Mufidah Jusuf Kalla akan terwujud, antara mimpi dan cita-cita ini sudah didepan mata.
Tinggal kita daerah, mengaplikasi wujudkan impian dan cita-cita besar ini dengan karya-karya tenun yang bernilai jual tinggi. (Irfan F)










