MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Ahli Hukum MUI Abdul Chair Ramadhan menilai kalimat permintaan maaf Ahok yang diunggah melalui video Youtube berdurasi 3 Menit 37 detik itu justru menunjukkan upaya memecah belah umat Islam, NU dan non-NU.
Dalam video itu Ahok mengatakan Target yang akan dilaporkannya adalah saksi pelapor, bukan kepada Kiai Ma’ruf Amin yang juga menjabat Rais Aam PBNU. Dari permintaan maaf itu Abdul Chair Ramadhan mengatakan, padahal banyak saksi pelapor juga Anggota MUI tapi bukan bagian dari NU.
“Hal ini mengindikasikan semakin jelasnya nuansa adu domba, dengan melakukan polarisasi. Ahok telah melakukan klasterisasi antara ‘NU dengan bukan NU’,” kata dia dalam keterangan tertulisnya seperti dilansir republika.co.id, Kamis (2/2/2017).
Ia menegaskan keberatan atas sikap dan perilaku Ahok baik kepada Kiai Ma’ruf maupun soal Al Maidah adalah umat Islam Indonesia. Karena itu masalah penodaan agama dan pelecehan ke Kiai Ma’ruf bukan lah masalah institusi kelembagaan saja, NU dan Non-NU, maupun MUI.
Akan tetapi masalah umat Islam yang menuntut ditegakkannya hukum secara adil kepada pelaku penodaan agama. Kemudian pernyataan maaf Ahok yang memisahkan NU dan non-NU tersebut, menurut Abdul Chair memberi pengecualian ormas Islam di luar NU dianggap tidak memiliki integritas dalam menjaga kebhinekaan dan tidak memiliki rasa nasionalisme.
