MEDIAHARAPAN.COM, Khartoum – Para demonstran Sudan memulai seruan pembangkangan sipil nasional pada hari Minggu (9/6), sebagai upaya menekan Dewan militer yang berkuasa untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil.
Toko-toko tutup dan jalan-jalan kosong di seluruh ibukota Khartoum, menurut wartawan Anadolu Agency.
Para pengunjuk rasa dilaporkan memblokir jalan-jalan di kota Khartoum, Omdurman dan Bahari.
Pembangkangan sipil diserukan oleh Asosiasi Profesional Sudan (SPA) setelah Dewan Militer Transisi (TMC) yang berkuasa meluncurkan penumpasan dengan kekerasan terhadap pengunjuk rasa di Khartoum, yang menewaskan puluhan orang.
SPA memposting foto-foto Bandara Internasional Khartoum yang kosong, mengatakan bahwa pekerja bandara dan pilot ikut serta dalam pemogokan.
Awal pekan ini, pasukan militer menindak sebuah kamp protes utama di Khartoum, menyebabkan lebih dari 100 pemrotes tewas dan ratusan lainnya luka-luka, menurut Komite Sentral Dokter Sudan.
Sudan bergejolak sejak 11 April, ketika militer menggulingkan Presiden Omar al-Bashir yang telah lama menjabat, setelah berbulan-bulan protes rakyat terhadap kekuasaannya selama 30 tahun.
Menyusul langkah ini, TMC sekarang mengawasi “masa transisi” selama dua tahun, mereka berjanji untuk mengadakan pemilihan presiden yang bebas.
Namun, para demonstran tetap berada di jalan untuk menuntut dewan militer menyerahkan kekuasaan – sedini mungkin – kepada otoritas sipil. (Anadolu/bilal)