MEDIAHARAPAN.COM – Bentuk perhatian dan wujud kepedulian terkait Program Keluarga Berencana (KB) di Maluku, khususnya kota Ambon, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggelar pertemuan dengan, Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) serta Koalisi Muda Kependudukan Kota Ambon.
Asisten III Bidang SDM Pemkot Ambon, Romeo Soplanit, dikonfimrasi mediaharapan.com, Selasa (1/5/18) melalui seluler menyatakan dirinya sendiri yang membuka kegiatan tersebut di lantai II Balai Kota Ambon, Senin (30/04).
Soplanit berharap, pertemuan tersebut bisa menghasilkan berbagai pikiran atau konsep terhadap Kelurga Berencana di kota Ambon. Dikatakan, kehadiran Fapsedu Kota Ambon maupun Koalisi Muda Kependudukan Kota Ambon selama ini dirasa sangat menunjang Pemkot Ambon dalam menyelesaikan berbagai masalah kependudukan di Kota Ambon, terutama menunjang keberhasilan program Kampung KB dengan berbagai intervensi program yang dilakukan di Kampung KB itu sendiri.

“Terkait data kependudukan,Pemkot Ambon punya komitmen kuat mengatasinya. Bahkan masalah kependudukan di kota Ambon masuk dalam 9 agenda prioritas (Nawacita) Kabinet Kerja yang pro kependudukan, dimana agenda prioritas ketiga adalah membangun Indonesia dari pinggiran, agenda prioritas kelima adalah peningkatan kualitas hidup manusia dan prioritas ke 8 adalah melakukan revolusi karakter bangsa,” ungkapnya.
Diakuinya, masalah kependudukan merupakan issu aktual dan yang sangat mendapat perhatian dunia, melalui berbagai pembahasan, yang kemudian tertuang dalam kesepakatan-kesepakatan berasama neger-negara besar di dunia.
“Internasional yakni Sustainable Developmen Goals (SDGs) misalnya, yang mempunyai 17 tujuan dengan 169 capaian sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemasalah manusia dan planet bumi,” jelasnya.
Dikatakan, dalam sejumlah literasi ditemukan masalah angka kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak maupun meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.
Program KB menurutnya, menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi.
Soplanit mengingatkan, pembangunan kependudukan di kota Ambon, tidak dapat diselesaikan oleh Pemkot Ambon semata melainkan butuh kesadaran masyarakat serta dorongan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.
Penulis: M. Fahrul Kaisuku
Editor: Rachmi Indah Suryaningsih










