MEDIAHARAPAN.COM, New Delhi – Fase pertama pemungutan suara dalam pemilihan umum India semakin dekat, seorang ulama Muslim Senior mengatakan pada hari Senin (8/4) bahwa ia tidak akan mendukung partai politik mana pun.
Imam Masjid Jami New Delhi, Syed Ahmed Bukhari, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa umat Islam harus tetap memperhatikan fakta bahwa “hampir semua partai politik mengecewakan mereka”.
“Kisah ketidakadilan bagi umat Islam sangat panjang, baik itu gangguan terhadap tanah wakaf mereka, keamanan kehidupan dan properti mereka, atau situasi umum negara itu,” kata Bukhari.
Dia mencatat bahwa “kebencian yang tak kunjung padam dan ekstrimisme keagamaan yang semakin merajalela di negara ini telah menginjak-injak nilai-nilai dan tradisi dasar kita”.
“Hal-hal telah sampai pada titik bahwa alih-alih mengikuti prinsip-prinsip emas satu bangsa dan kesatuan dalam keanekaragaman, racun komunalisme sedang menyebar dalam setiap masalah.”
Bukhari mengatakan pemilihan umum 2019 adalah “penghakiman atas kebijaksanaan dan pandangan jauh dari rakyat” dan dalam situasi saat ini, sulit untuk memastikan partai mana yang pantas didukung.
“Oleh karena itu, setelah melalui banyak pertimbangan dan konsultasi, saya memutuskan untuk tidak mendukung salah satu partai politik,” katanya, seraya menambahkan “pemilihan saat ini penting dalam sejarah politik negara kita dalam banyak hal”.
“Pemilihan ini harus dilihat dalam perspektif hati nurani India, kehormatan nasional, menegakkan Konstitusi, dan kelaziman serta penyingkiran keadilan. Oleh karena itu, saya berharap dari publik India, khususnya Muslim, bahwa mereka akan memutuskan dengan cara untuk memastikan bahwa harmoni budaya India yang berusia berabad-abad dan supremasi Konstitusi tetap dipertahankan dan diamankan, ”kata Bukhari.
Pemilihan umum India, yang akan diselenggarakan dalam tujuh tahap, dimulai pada 11 April. (Anadolu/bilal)








