MEDIAHARAPAN.COM, Khartoum – Para perwira tinggi militer Sudan dilaporkan melakukan konsultasi intensif untuk membentuk dewan penguasa sementara.
Sebelumnya, Presiden Omar al-Bashir pada Kamis (11/4) mengundurkan diri setelah mendapat tekanan aksi massa yang mendesak dirinya mundur.
Pengamat mengatakan kepada Anadolu Agency dengan syarat anonim bahwa langkah itu dilakukan sebelum pernyataan resmi pengunduran diri al-Bashir.
Al-Bashir sekarang dalam tahanan rumah dan pengawalnya telah ditahan, lapor media setempat.
Sementara itu, intelijen militer Sudan menangkapi lebih dari 100 eksekutif Partai Kongres Nasional yang berkuasa.
Di antara mereka yang ditangkap adalah mantan Menteri Pertahanan Abdel Rahim Mohammed Hussein, mantan Wakil Presiden Ali Osman Taha dan kepala partai yang berkuasa Ahmed Haroun.
Namun, Salah Gosh, kepala dinas intelijen Sudan, tidak termasuk di antara tokoh yang ditangkap, sumber yang mengetahui masalah ini secara anonim mengatakan kepada Anadolu Agency, alasan tidak ditahan karena takut akan pembalasan.
Sumber-sumber menduga, Gosh dapat memiliki peran yang kuat dalam perubahan hari ini.
Pada November 2013, Gosh ditahan karena dituduh berpartisipasi dalam upaya kudeta militer yang gagal. Dia dibebaskan kemudian karena bukti yang tidak cukup.
Sebelumnya, TV pemerintah Sudan mengumumkan militer akan segera membuat pengumuman penting.
Ratusan pemrotes Sudan pada hari Rabu mengadakan aksi duduk di luar markas tentara di ibukota hingga lima hari berturut-turut di tengah seruan terus-menerus agar al-Bashir untuk mundur.
Sejak Sabtu, sedikitnya 22 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan, yang telah berulang kali mencoba membubarkan aksi duduk dengan kekuatan, menurut Komite Sentral Dokter Sudan.
Polisi, untuk bagian mereka, mengatakan bahwa hanya satu pengunjuk rasa yang terbunuh.
Sudan telah diguncang protes sejak Desember lalu, demonstran menuntut al-Bashir mundur, karena telah memerintah Sudan sejak 1989. (Anadolu/bilal)








