MEDIAHARAPAN.COM, Khartoum – Pasukan keamanan Sudan telah menahan setidaknya dua tokoh pemberontak dan pemimpin oposisi sejak Jumat (7/6), setelah mereka bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia.
PM Ethiopia Abiy Ahmed berusaha menengahi antara oposisi Sudan dan para pemimpin militer, beberapa hari setelah serangan berdarah terhadap para pemrotes di ibukota Khartoum yang menyebabkan banyak warga tewas.
Abiy terbang ke Khartoum pada hari Jumat dan mengadakan pembicaraan terpisah dengan anggota Dewan Militer Transisi Sudan (TMC) dan Aliansi oposisi untuk Kebebasan dan Perubahan.
Namun politisi oposisi Mohamed Esmat, pemimpin Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N) Ismail Jalab dan juru bicara SPLM-N Mubarak Ardol ditahan setelah pertemuan itu, kata para pembantu kepada AFP pada hari Sabtu (8/6).
Esmat dilaporkan ditangkap tak lama setelah pertemuan pada hari Jumat, sementara Jalab dan Ardol ditahan awal pada hari Sabtu.
“Sekelompok pria bersenjata datang dengan kendaraan pada pukul 3 pagi dan mengambil Ismail Jalab, tanpa memberikan alasan apa pun,” kata ajudan Jalab Rashid Anwar kepada AFP.
“Kami tidak tahu di mana mereka ditahan,” tambahnya.
Esmat dan Jalab sama-sama anggota terkemuka Aliansi untuk Kebebasan dan Perubahan, yang menyatukan partai-partai oposisi dan kelompok-kelompok pemberontak dengan penyelenggara protes massa yang telah mencengkeram Sudan sejak Desember tahun lalu.
Penangkapan itu terjadi hanya beberapa hari setelah wakil pemimpin SPLM-N, Yasir Arman, ditangkap dari rumahnya di Khartoum.
Abiy telah menyerukan transisi demokrasi “cepat” di Sudan, di mana serangan militer mematikan terhadap demonstran oposisi menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai banyak lagi lebih awal minggu ini. (AFP/bilal)










