Cileuksa, Bogor, MEDIAHARAPAN.COM, – Sudah 50 (lima puluh) Hari pasca bencana longsor di kabupaten Bogor Masih ada desa dan kampung yang belum ada aliran lisrik. Hal tersebut di sampaikan oleh M. Zainul Direkrtur WMI Care di Pos Ops WMI di wilayah Desa Cileuksa. M Zainul menjelaskan “suplay listrik untuk desa Cileuksa masih krisis padahal masa tanggap darurat sudah di cabut sejak tanggal 31 Januari 2020”.(19/20)
“Memasuki fase pemulihan (recovery) bencana, warga sangat membutuhkan suplay listrik untuk keperluan sehari-hari, seperti Penerangan jalan, Hunian warga atau di Pengungsian dan Rumah Ibadah. Listrik sangat penting untuk menggerakan mesin penyedot Air Bersih untuk Makan,Minum, Mandi dan mencuci warga”, ungkap Direktur WMI Care.

Zainul menegaskan “Sampai saat ini seluruh wilayah Kelurahan/Desa Cilueksa masih tidak ada listrik, Sejak bencana awal tahun kemarin, ada 14 kampung dicileuksa masih tidak teraliri oleh listrik.
Pengamatan tim relawan WMI dilokasi banyak instalasi PLN yang belum diperbaiki, tiang listrik banyak yang patah, posisinya bergeser dan kabel terputus. Pihak pekerja PLN sedang melakukan survei, pengecekan lokasi serta pemasangan instalasi listrik untuk Desa Cileuksa (Cihaur – Cipugur – Ranca Nangka) via Haur Bentes.

“Sepertinya tenaga kerja PLN kurang maksimal, karena dalam satu hari hanya mampu memasang tiang 1 buah, dalam 6 hari kerja PLN hanya menyelesaikan 6 tiang listrik”, ungkap tokoh masyarakat Cileuksa Jaro Ade.
Tokoh masyarakat bersama warga mencoba mengambil inisiatif untuk mengerahkan warga, “alhamdulilah dalam 2 hari terpasang 20 tiang, karena sadar betul kebutuhan warga akan listrik, untuk di kampung2 dan khsusunya Wilayah Relokasi Bedol Desa di Cipugur dimana terdapat 204 KK,” ungkap Jaro Ade.

Namun sampai hari ini PLN belum ada tindak lanjut perbaikan instalasi listrik untuk menarik kabel ke lokasi pengungsian terhenti sama sekali. “Warga amat menyesali hal tersebut karena sudah 50 hari lebih mereka hidup tanpa listrik. MCK yg dibangun WMI dan ARM HAIPB yang diresmikan Hari Minggu lalu juga tidak bisa optimal, karena mesin air yang disiapkan untuk mengisi bak penampungan untuk dialirkan ke MCK MCK dilokasi Huntara tidak bisa beroperasi karena ketiadaan listrik”, pungkas Jaro Ade.