MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah International Physics Olympiad (IPhO). IPhO adalah ajang olimpiade sains tertua dan terbesar setelah olimpiade matematika yang mempertandingkan bidang fisika untuk siswa SMA.
IPhO yang ke-48 ini akan diselenggarakan pada 16 – 24 Juli 2017 di Yogyakarta. Ini adalah kali kedua Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah setelah sebelumnya pada 2002 digelar di Bali.
Tujuan utama IPhO adalah mendorong kecintaan siswa SMA terhadap Fisika, mempromosikan kerjasama dan persahabatan internasional untuk membangun pendidikan fisika yang berkualitas.
Tema yang diusung pada gelaran kali ini adalah “I’m Physic: Physics for Peace, Physics for a Better Future of Life.”
Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad menyatakan bahwa tema ini sangat relevan dengan prioritas pembangunan pendidikan di Indonesia, yaitu penguatan pendidikan karakter.
“Semakin penting bagi kita untuk memberikan setiap siswa kesempatan belajar yang lebih luas agar mencintai ilmu pengetahuan, mengasah kompetensi dan membangun karakter sempurna sehingga mereka dapat beradaptasi dan peduli dengan situasi lingkungannya kemudian belajar mengambil peran untuk bekerjasama ikut menjawab persoalan yang ada di dalamnya melalui ilmu yang mereka cintai dan kuasai,” tegas Hamid Muhammad.
Sekitar 650 siswa yang berasal dari 86 negara dipastikan siap menjadi peserta dalam perhelatan kali ini. Selain kegiatan lomba berupa tes teori dan praktek, IPhO kali ini akan diisi dengan Kuliah Umum dari DR. Ilham Habibie tentang pemanfaatan ilmu fisika dalam pengembangan teknologi dan inovasi kedirgantaraan di Indonesia.
Purwadi Sutanto, Direktur Pembinaan SMA Kemendikbud berharap Indonesia bisa sukses dalam penyelenggaraan sekaligus sukses prestasi.
“Kita berharap, dalam IPhO tahun ini, anak-anak Indonesia dapat meraih prestasi yang lebih membanggakan dan kita sukses dalam penyelenggaraan sekaligus sukses prestasi,” ujar Purwadi.
Sementara itu Sekretaris IPhO 2017, DR. Samsyu Rosyid menegaskan bahwa suasana Yogyakarta yang khas akan memberikan kesan yang kuat kepada seluruh peserta tentang harmoni antara gaya hidup masa kini, pendidikan berkualitas tinggi, suasana alam yang menarik dan peninggalan budaya bersejarah.
Gelaran IPhO ini pertama kali diadakan di Polandia pada tahun 1967, diorganisir oleh 5 negara Eropa, yaitu Bulgaria, Cekoslovakia, Hungaria, Romania dan Polandia. Hingga saat ini jumlah negara peserta IPhO telah mencapai 135 negara.
Indonesia sendiri telah berpartisipasi dalam ajang IPhO ini sejak tahun 1990-an. Untuk tahun 2017 ini Indonesia mengikutsertakan 5 siswa terbaik hasil seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan pembinaan tahun 2016. Mereka adalah Ferris Prima Nugraha, Bonfilo Nainggolan, Faizal Husni, Fikri Makarim Sosrianto dan Gerry Windiarto Mohamad Dunda.
Secara teknis IPhO 2017 Yogyakarta masih sama dengan IPhO 2016 di Swiss. Untuk medali pemenang, 8% Peserta terbaik mendapatkan emas, 17% terbaik selanjutnya mendapat perak dan 25% terbaik selanjutnya dapat Perunggu.
*(iskan)