MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Panen padi dimusim penghujan saat ini mungkin akan terancam gagal akibat adanya banjir. Produksi Beras dimungkinkan akan terhambat. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro), ternyata berhasil mengoptimalkan kondisi musim penghujan dengan daerah lahan rawan banjir sebagai penghasil padi. Ini terbukti dari Lolittungro melakukan panen padi di dua kecamatan di Kabupaten Wajo, Sulawesi SeLatan yaitu Sabbangparu dan Bola, dengan luasan masing-masing 20 dan 5 ha, kemarin Senin, (18/12/2017).
Kepala Lolittungro sebagai penanggung jawab UPSUS Kabupaten, Fausiah T Ladja mengungkapkan kedua kecamatan ini berada di pesisir danau tempe, yang sangat rawan. Varietas yang dipanen yakni Ciherang dengan produksi berkisar 6 hingga 7,5 ton/ha GKP.
“Harga jual gabah ini sangat tinggi yakni Rp. 4500 hingga 4700/kg. Artinya kualitas gabah di lahan rawan banjir tidak kalah jauh dari lahan biasanya,” kata Fausiah.
Tak hanya soal kualitas dan harga, kerja keras Lolittungro yang patut diapresiasi adalah aktivitas tanam padi pada musim tanam sebelumnya di daerah rawan banjir ini selalu gagal panen karena banjir. Akan tetapi saat ini justru bisa panen disaat daerah lain belum berproduksi.
“Karena itu kami berharap sentuhan teknologi Badan Litbang Pertanian Kementan dapat mendongkrak produksi lebih tinggi, sehingga daerah ini bisa mensuplai kecamatan lain di sekelilingnya saat off season seperti ini,” pungkasnya.