MEDIAHARAPAN.COM, Limapuluh Kota – Bencana banjir dan longsor di Kecamatan Pangkalan Kabupaten Limapuluh Kota Sumatera Barat berangsur pulih. Sejumlah titik longsor yang menimbun jalan sudah disingkirkan dan sebagian besar warga Pangkalan yang mengungsi akibat banjir kembali ke rumah masing-masing.
Ribuan kendaraan bermotor yang terjebak di antara longsor di ruas jalan Negara Koto Alam-Pangkalan yang merupakan jalan nasional penghubung Sumatera Barat – Riay, juga telah bisa keluar dan meninggalkan jebakan longsor.
Namun demikian, arus lalu-lintas Sumbar-Riau hingga kini masih terputus akibat adanya titik jalan yang terban digerus air, tepatnya di Sibumbun Kenagarian Tanjung Balik.
“Seluruh kendaraan yang terjebak longsor sejak Jumat 3 maret 2017 lalu sudah berhasil dievakuasi untuk kembali ketempat masing-masing pada hari Sabtu (4/3/2017) siang. Sebelumnya evakusi terhambat karena terhalang tanah longsor yang menimbun jalan,” Kata Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi kepada wartawan di lokasi bencana.
Saat berita ini diturunkan, korban jiwa yang terjebak di dalam kendaraan yang tertimbun longsor sudah mencapai empat orang dan korban luka berat dua orang. Keempat korban meninggal itu masing-masingnya Doni Fernandes (31) dan Karudin (25) asal Padang Pariaman, Teja (19) dan Yogi Saputra (23) asal Lintau Buo. Sedangkan korban luka berat Syamsul Bahri (22) dan Candra (44) asal Padang Pariaman.
Belum diperoleh informasi apakah masih ada korban yang terjebak di dalam kendaraan yang tertimbun longsor tersebut. Namun TIM SAR Gabungan masih terus melakukan upaya pencarian dengan membongkar tumpukan material longsor dan menyisir jurang yang berada dipinggir jalan.
Bupati menjelaskan, akibat hujan lebat sepanjang hari Kamis sampai Jumat (2-3/3/2017) itu, sedikitnya ada 64 titik longsor di sepanjang jalan Negara Sumbar-Riau di ruas Kecamatan Pangkalan . Longsor terparah terjadi di kilometer 23 Nagari Koto Alam yang membuat sekitar tujuh unit mobil terjun dan tertimbun di dasar jurang berkedalaman sekitar seratus meter.
Selain longsor, jalan juga mengalami terban sepanjang lebih kurang 8 meter. Akibatnya, arus lalu lintas Sumbar Riau masih terputus hingga jalan ditimbun kembali. Untuk menangani keadaan pihak TNI-Polri telah menurunkan sekitar 500 personil, belum termasuk relawan lainnya seperti dari FKPPI, Pramuka dan Ormas.
“Kita berharap jalan yang putus itu segera diperbaiki agar akses Sumbar Riau normal lagi,” tutur Irfendi dihadapan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Kapolda Sumbar Brigjen Pol Fahkrizal pada tempat terpisah.
Ikut hadir di lokasi bencana, Wakil Bupati Ferizal Ridwan, Ketua DPRD Syafaruddin Dt. Bandaro Rajo, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto, S.Ik, Kajari Payakumbuh Hasbih, SH dan sejumlah pihak lainnya.
Bantuan kemanusiaan terus mengalir ke Pangkalan. Tidak saja dari Pemkab Limapuluh Kota, bantuan makanan, minuman dan logistik lainnya juga datang dari sejumlah pemerintah daerah tetangga, Polda Sumbar, Pemprov Sumbar, Basnaz serta berbagai pihak.
Kapolda Sumbar yang turun ke lokasi bencana didampingi Bupati Irfendi dan Wabup Ferizal tidak saja menyerahkan bantuan beras, namun juga sempat meninjau kantor Polsek dan rumah dinas Polsek Pangkalan, serta kantor Koramil Pangkalan, sekolah dan rumah warga porak poranda direndam banjir.
“Karena kantor Polsek Pangkalan ini hampir setiap tahunnya terndam banjir, bahkan sejak setahun belakangan sempat dua kali direndam banjir, agaknya kita perlu memikirkan kelayakan lokasi kantor Polsek ini,” tutur Kapolda ketika meninjau kantor Polsek itu, Sabtu (4/3/2017). (MH007/ZAL)















