MEDIAHARAPAN.COM, Washington – Amerika Serikat menyerukan diakhirinya kekerasan di Suriah setelah serangan udara rezim Assad menghantam seorang utusan Turki, menewaskan tiga warga sipil dan melukai 12 lainnya.
“Serangan udara Senin yang sembrono terhadap konvoi Turki menyusul serangan kejam yang serupa oleh rezim Bashar al-Assad dan sekutunya terhadap warga sipil, pekerja kemanusiaan dan infrastruktur,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus dalam konferensi pers Rabu (21/8). “Kekerasan brutal ini harus dihentikan.”
Pada hari Senin, militer Turki memprakarsai transfer pasukan ke Idlib untuk memastikan keamanan pos pengamatan, menjaga rute pasokan tetap terbuka dan mencegah korban sipil di wilayah tersebut, menurut Kementerian Pertahanan Turki.
Kementerian itu mengecam keras serangan udara itu, dan mengatakan “melanggar perjanjian, kerja sama, dan dialog yang ada dengan Rusia.”
Turki dan Rusia sepakat September lalu untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Namun, rezim Suriah dan sekutunya, secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata, dan sering melancarkan serangan di dalam wilayah tersebut.
Zona de-eskalasi saat ini dihuni oleh 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi oleh pasukan rezim dari kota-kota di seluruh negara yang lelah perang.
Ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta orang terlantar selama konflik lebih dari delapan tahun di Suriah, menurut PBB. (Anadolu/bilal)