MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai pernyataan Burhanudin Muhtadi bahwa Muhammadiyah disusupi organisasi HTI adalah menyesatkan.
Pernyataan Din menanggapi cuitan Burhan yang menyebut Muhammadiyah disusupi HTI di masa kepemimpinan Din.
“Pernyataan anda di atas mislead and misleading (sesat dan menyesatkan, red). Tidak ada aktifis HTI masuk ke Muhammadiyah apalagi jadi pengurus, yang ada anggota Muhammadiyah (seperti juga dari Ormas-ormas lain) keluar masuk HTI,” kata Din dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (1/4).
Sementara itu, lanjut Din, kalau di MUI, HTI memang salah satu elemen umat Islam yang selalu diundang dalam Forum Ukhuwah Islamiyah sejak era Ketua Umum KH. Ali Yafie sampai dengan Ketua Umum KH. Sahal Mahfudz.
“MUI memang ingin menjadi Tenda Besar bagi semua elemen umat Islam (tidak kurang dari sekitar 70 organisasi),”jelasnya.
Hal itu, menurut Din, sesuai motto MUI sebagai khadimul ummah dan sekaligus al-khaimat al-kubro. Maka siapapun Ketua Umum MUI harus mengambil sikap mengayomi semuanya, walau tidak harus bersetuju.
“Masak dengan umat agama lain kita berbaik, sementara sesama Muslim tidak. Tentu selama mereka tidak melakukan kekerasan,”ucapnya.
Din menyarankan Burhan, agar sebagai akademisi sebaiknya memberi bukti siapa aktifis HTI yang jadi pengurus Muhammadiyah atau MUI.
“Untuk anda (Burhan, red) tahu Muhammadiyah itu organisasi paling berdisiplin; sesuai AD/ART Muhammadiyah, kalau ada aktifis ormas lain, maka dia akan dikeluarkan dari kepengurusan,” katanya.
Din juga mempertanyakan mengapa tuduhan tersebut, Burhanudin munculkan ditengah upaya Din mengklarifikasi secara akademik tentang khilafah.
“Kalau mau kritik, fokuskan pada substansi pemikiran, jangan personal, karena itu terkesan tidak akademik,” tandasnya.
Diketahui, Burhanuddin membuat sebuah cuitan yang menyebut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masuk dalam Persyarikatan Muhammadiyah di era kepemimpinan Din Syamsuddin.
Pernyataan Burhanuddin itu diunggah pada Minggu 31 Maret 2019 kemarin. Ketika itu, sedang membahas soal khilafah dan khalifah oleh Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin.
“Saya lupa ternyata di tulisan saya ttg The Quest for Hizbut Tahrir in Indonesia (h. 629-630) saya mencatat pada masa beliau jadi Ketum Muhammadiyah inilah masuk aktivis-aktivis HTI ke Muhammadiyah dan MUI,” isi cuitan Burhanuddin. (bilal)