MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Meningkatnya eskalasi politik nasional membuat kalangan Jurnalis Muslim melakukan konsolidasi. Acara yang bertajuk Konsolidasi Nasional dan Mukernas II Forum Jurnalis Muslim (Forjim) bertemakan “Meneguhkan Peran Forjim dalam Menebar Inspirasi”.
Ketua Forjim Dudy S Takdir menyampaikan “forum ini merupakan silaturahmi para pejuang yang berjuang dengan berbagai tulisan”. Konsolidasi menjadi penting karena umat yang mayoritas namun kekuatannya masih terserak, ungkap Ketua Forjim. “Banyak narasi-narasi yang bukan non muslim dengan kecenderungan menyesatkan umat” jelas Dudy saat membuka acara Mukernas II Forjim di Jakarta, Kamis (07/03) .
Forjim memiliki konsen dan master piece one masjid one jurnalis yang terlatih, Hal itu merupakan penguatan bagi pengurus Masjid dalam mengelola Informasi media. Media dan jurnalis menjadi penting untuk mendistribusikan dakwah.
Konsolidasi Jurnalis Muslim ini merupakan langkah serius membangun kekuatan jurnalis-jurnalis muslim yang profesional, ungkap Dudy. “Wartawan media Islam harus akuntabel dan profesional dalam baik dalam penyajian informasi dan sumber informasi (narasumber). Secara struktur divisi anggota memiliki tugas menekankan sertifikasi dan standarisasi profesi jurnalis. Ada beberapa penguatan jejaring jurnalis selain mesjid, ada vloger aktivis sosmed sangat potensial untuk di konsolidasikan”
Terkait agenda politik Pilpres 2019 Forjim secara diplomatis tidak ingin terjebak tema politik nasional. Dudi menegaskan bahwa “Forjim menjaga jarak dengan gerakan politik, Forjim fokus gerakan dakwah dan politik keumatan”. Menarik garis tegas dan lurus dengan politik praktis ini merupakan pelajaran empirik pungkasnya
Konsolidasi terhadap kekuatan infrastuktur Forjim di seluruh Indonesia. Target 2019 33 provinsi berdiri seluruh pengurus Forjim minimal tingkat provinsi. Ekspansi jerajing Forjim berbasis pada jejaring yang komitmen keislaman dan gerakan dakwah serta jejaring kemanusiaan. (Nur/MH)