MEDIAHARAPAN.COM, Kota Solok – Ratusan warga Kota Solok yang tergabung dalam ‘Forum Peduli Masyarakat Kota Solok’ (FPMKS) hari ini menggelar aksi unjuk rasa di pusat kota solok, mereka menuntut agar dokter Fiera Lovita menghentikan aksi sandiwaranya tentang Persekusi dan meminta maaf secara terbuka di media massa. Senin (5/6/2017).
Hal itu karena aksi dan pernyataan dokter yang berdinas di RSUD kota Solok tersebut sangat bertolak belakang dengan kenyataan, sehingga sangat melukai perasaan warga dan berimbas pada citra Kota Solok yang selama ini aman, damai dan tenteram. Namun dokter Fiera dengana aksinya yang berlebihan dan over acting telah membuat nama baik Kota Solok menjadi buruk dimata publik secara nasional.
Dengan menggunakan pengeras suara dan atribut aksi, massa yang terdiri dari berbagai elemen di Kota Solok, mulai dari Ketua DPRD Kota Solok, Anggota DPRD, Ketua MUI, Ninik Mamak, Bundo Kandung, Tokoh Masyarakat, KNPI, Pemuda, Mahasiswa, dan warga biasa tumpah ruah di pusat kota mereka berorasi dengan bergantian menyuarakan kekecewaanya atas ulah dokter Fiera yang saat ini tengah berada di Jakarta.

“Kami masyarakat Kota Solok dengan ini menuntut saudara dr. Fiera Lovita untuk menyampaikan maaf khususbya kepada masyarakat Solok, Sumatera Barat dan Umat Islam secara resmi di media cetak, elektronik dan media sosial baik nasional maupun daerah atau kami akan melanjutkan permasalahan ini keranah hukum dengan melaporkan dr. Fiera Lovita kepada Pihak Kepolisian dengan aduan Pencemaran nama baik daerah dan membuat keresahan ditengah masayarakat Kota Solok.” Tegas FPMKS dalam pernyataan Sikapnya.
Selain itu warga juga meminta agar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memeriksa kondisi kejiwaan dan Psikologis dr.Fiera dan menyampaikan hasil pemeriksaaan tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca Juga:Tulisan Viral dokter Fiera yang Kembali bikin Gaduh Solok dan Indonesia
Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can SE dalam orasinya mengatakan bahwa dirinya bersama Walikota Solok dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya dipanggil oleh Kapolres Kota Solok AKBP Susmelawati Rosya untuk menyaksikan serta menjelaskan mediasi dan permintaan maaf dokter tersebut dan dianggap masalah ini selesai karena sudah diselesaikan secara baik-baik dan penuh kekeluargaan. Namun setiba di Jakarta dokter fiera mengkhianatinya dengan memberikan statement yang berlawanan dengan kenyataan.
“Dalam pertemuan tersebut dia mengakui kesalahannya yang telah menghujat, Namun apa yang terjadi, dikatakan masyarakat solok suka mengintimidasi, tahukah kita, pernahkah kita mendengar warga solok ada yang mengintimidasi.? Tidak pernah ada. Siapapun, dari manapun, golongan apapun kita bersaudara”. Tegas Yutris Can yang di amini oleh warga.

Yutrsi Can juga menghimbau agar warga Kota Solok menggunakan etika yang biasa digunakan diranah minang dengan mengedepankan musyawarah dalam menyikapi isu-isu yang berkaitan dengan kemaslahatan ummat, Bangsa dan negara. ia juga menghimbau agar putra-putri Ranah Minang bijak dalam bermedia sosial dan melawan setiap media yang tidak benar dalam pemberitaan.
Massa kemudian melanjutkan aksinya dengan Long March menuju Kantor Polres Kota Solok guna menyampaikan Pernyataan Sikapnya dan menuntut penjelasan kepada Kapolri Jenderal Tito karnavian perihal pergantian Kapolres, karena pernyataan Kapolri dianggap telah ikut andil membuat takut Investor ataupun orang yang ingin berkunjung ke kota Solok.
Massa beranggapan bahwa Kapolri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di Kota Solok dan tidak tahu apa yang telah dilakukan oleh Kapolresta dalam menyelesaikan permasalahan yang dianggap Persekusi. Massa menilai Kapolri hanya mendengar secara sepihak dan terbawa oleh opini sehingga terjadi pencopotan terhadap Kapolres yang selama ini dicintai warga. (Handriansyah/MH007)