MEDIAHARAPAN.COM, Teheran – Dua penyiar TV pemerintah Iran, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) telah mengundurkan diri, setelah insiden rudal Iran menghantam pesawat komersial Ukraina menewaskan seluruh penumpang.
Salah satu dari penyiar itu mengaku telah menyampaikan kebohongan selama 13 tahun. Keduanya mengungkapkan pengunduran itu lewat unggahan di akun media sosial.
“Sangat sulit bagi saya untuk percaya bahwa warga kita telah terbunuh. Maafkan saya karena telat mengetahui ini. Dan maafkan saya selama 13 tahun telah berbohong,” kata Gelare Jabbari di Instagram seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (15/1/2020).
Tindakan serupa disampaikan penyiar Zahra Khatami. Dia mengaku akan berhenti bekerja di IRIB. “Terima kasih telah menerima saya sebagai penyiar hingga hari ini. Saya tidak akan pernah kembali ke TV. Maafkan saya.”
Tak hanya mereka berdua, jurnalis lain, Saba Rad juga menyatakan keinginan untuk mundur dari media. Lewat media sosial dia mengucapkan terima kasih atas dukungan terhadap karirnya selama bertahun-tahun.
“Saya mengumumkan bahwa setelah 21 tahun bekerja di radio dan TV, saya tidak dapat melanjutkan pekerjaan saya di media. Saya tidak bisa.”
Pengunduran diri para wartawan itu dilaporkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah. Iran awalnya sempat membantah telah menembak jatuh pesawat komersial Ukraina.
Pesawat Boeing 737 maskapai Ukraine International Airlines nomor penerbangan PS752 yang membawa 176 orang jatuh di pinggiran Teheran, pada 8 Januari lalu.
Militer Iran baru mengakui salah sasaran tiga hari setelah kejadian. Bahkan, dilaporkan sempat ada upaya untuk menutupi kejadian tersebut.
Jurnalis media pemerintah Press TV, Ghanbar Naderi mengatakan kebohongan pemerintah soal penembakan pesawat telah membuat kepercayaan publik hilang.
“Jika IRGC (Korps Garda Revolusi Iran) menembak jatuh pesawat sipil, saya tidak punya pilihan selain mengutuknya,” kata Ghanbar Naderi kepada BBC Radio Today.
Asosiasi Jurnalis Iran yang berbasis di Teheran mengatakan kebohongan pemerintah juga telah mengikis kredibilitas media yang memberitakan.
“Berbohong paling parah ketika kita membohongi diri kita sendiri; dan pegawai televisi pemerintah Iran mengakui bahwa kredibilitas mereka telah hilang,” kata asosiasi jurnalis itu
Menurut mereka, kejadian ini membuat publik tidak lagi percaya dengan data resmi. Bahkan sejumlah surat kabar Iran marah karena merasa pembaca mereka beralih ke media asing untuk mencari tahu informasi tentang kecelakaan itu.
Insiden salah tembak itu juga membuat warga Iran turun ke jalan untuk menuntut tanggung jawab pemerintah. Ratusan demonstran berunjuk rasa di Ibu Kota Teheran memprotes keteledoran militer Iran. []