Oleh: Alvionita Hanafi
Tifauzia Tyassuma adalah seorang dokter ahli climikal epidemiology dan juga peneliti virus serta penulis dan praktisi kesehatan yang menulis surat kepada Presiden Joko Widodo terkait dengan pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia pada Hari Selasa 17 Februari 2020 di akun Facebooknya. Hanya dalam beberpa hari, tulisan itu sudah dibagikan oleh lebih dari 2,7 ribu netizen atau warganet.
Dalam isi surat yang disampaikan oleh dr. Tifauzia tersebut salah satunya ialah meminta presiden untuk segera melakukan lockdown di Indonesia. Usaha yang dilakukan oleh dr. Tifauzia tidak berjalan mulus begitu saja, ada pro dan kontra yang ia hadapi. Bahkan banyak orang yang beranggapan bahwa beliau hanya mencari popularitas.
Hingga saat ini mulai ada tindakan penolakan pasien Covid-19, dengan berbagai alasan masuk akal, seperti ketersediaan tempat tidur, kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) serta penerapan BPJS kepada para dokter yang dianggap seperti buruh kerja rodi dengan bayaran menyedihkan dan kerja dengan fasilitas terbatas. Lalu masih ditambah lagi mereka mau diwajibkan untuk merawat pasien Covid-19 dengan taruhan nyawa sendiri dan keluarga.
Berkat niat serta tekad yang kuat demi keselamatan masyarakat Indonesia, akhirnya perjuangannya dan tentu dengan tekanan publik lainnya membuahkan hasil dengan adanya pernyataan pers Menteri Luar Negeri RI terkait perlintasan orang dari dan ke Indonesia terkait Covid-19.
Meskipun Menlu sudah melakukan pernyataan pers, tetapi dr. Tifauzia masih terus menyuarakan masalah mendasar selain tentang pasien penderita Covid-19. Yakni terkait masalah kesehatan para petugas medis yang bersentuhan langsung dengan pasien tanpa di lindungi dengan APD yang sesuai standar.
Padahal ini juga satu hal yang mesti diperhatikan, jika tidak, korban tidak hanya dari pihak pasien, tapi juga tenaga medis. Faktanya sejumlah petugas medis belakangan ikut terpapar Covid-19, diantaranya hingga meninggal dunia.
Saat ini jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 pun makin bertambah. Pada Minggu 22 Maret 2020 ini saja tercatat 514 orang dari yang sebelumnya 460 atau bertambah 54 orang. Untuk itu harapan dr. Tifauzia, juga penulis agar sudah saatnya segenap rakyat Indonesia di manapun berada, dapat mematuhi setiap apa yang disampaikan oleh pemerintah dan otoritas terkait.
Antara lain dengan tidak bepergian ke negara, wilayah atau daerah lain, tetap bekerja di rumah, menjauhi segala bentuk keramaian, menjaga jarak antar manusia, serta menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang, termasuk di tempat-tempat ibadah.
Masyarakat juga diharapkan tetap menjaga kualitas kesehatan dan kebersihan diri, termasuk imun tubuh, dengan makan makanan bergizi, minum air putih yang cukup setiap hari, rutin berolahraga dan yang tepenting lagi adalah cuci tangan sesering mungkin, apalagi usai aktivitas di luar ruang. Bersama kita lawan Covid-19.
Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Universitas Haluoleo