MEDIAHARAPAN.COM, Khartoum – Korban tewas akibat tindakan keras pemerintah terhadap pengunjuk rasa di ibukota Sudan telah meningkat menjadi 108 orang, demikian Komite Sentral Dokter Sudan mengatakan Rabu (5/6).
Tiga anak dari satu keluarga termasuk di antara korban, kata Komite, menambahkan lebih dari 230 orang terluka.
“Jumlah kematian telah meningkat menjadi 108 karena lebih banyak mayat ditemukan di Sungai Nil dan tiga anak dari satu keluarga tewas oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF),” kata komite dalam sebuah pernyataan.
“Seorang majikan di otoritas penerbangan sipil juga ditembak mati oleh RSF setelah dia menolak untuk menghentikan mogok kerja para karyawan penerbangan sipil sejak Selasa,” tambahnya.
Komite mencatat bahwa banyak mayat masih diambil dari Sungai Nil.
Menanggapi laporan tersebut, Wakil Menteri Kesehatan negara itu, Solaiman Abdul Jabbar, mengatakan pada Kamis pagi (6/6) bahwa jumlah korban tewas tidak melebihi 46, Kantor Berita Sudan melaporkan.
“Operasi yang dilakukan oleh pasukan gabungan untuk membersihkan daerah Columbia [daerah sisi Nil di Khartoum] dan prosedur selanjutnya, hanya menyebabkan beberapa kematian. Jumlahnya tidak melebihi 46 orang,” kata pejabat itu.
Pasukan pemerintah di Khartoum terlibat dalam penumpasan kekerasan sejak Senin pagi ketika mereka membubarkan aksi duduk oleh para pemrotes pro-demokrasi di luar markas militer.
Letnan Jenderal Mohamed Hamdan Daglo, pemimpin RSF dan wakil ketua Dewan Militer Transisi (TMC) yang berkuasa, telah membantah keterlibatan pasukannya dalam pembunuhan itu, ia mengatakan bahwa pasukan tak dikenal yang mengenakan seragam RSF bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Sudan tetap dalam gejolak sejak 11 April, ketika militer mengumumkan “pemecatan” Presiden Omar al-Bashir setelah berbulan-bulan protes rakyat terhadap kekuasaannya yang berlangsung selama 30 tahun.
TMC sekarang mengawasi “periode transisi” dua tahun, di mana Dewan berjanji untuk mengadakan pemilihan presiden.
Namun, demonstran tetap di jalan menuntut TMC menyerahkan kekuasaan secepat mungkin kepada otoritas sipil. (Anadolu/bilal)