• Redaksi
  • Kode Etik
Media Harapan
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video
No Result
View All Result
Media Harapan
No Result
View All Result
Home Citizen

Membaca Pesta Kembang Balai Kota

by Media Harapan
26 April 2017 16:55
in Citizen, Opini
0

Pemerhati Masalah Sosial Politik, Iswandi Syahputra

Oleh: Iswandi Syahputra

(Pemerhati masalah Sosial Politik ) 

Saat kalah tipis dalam Pilkada DKI 2012, pendukung Foke tidak sampai pamer massa dan pesta kembang. Walaupun Foke sanggup membayar massa untuk itu. Demikian juga pendukung Prabowo saat kalah tipis dalam Pilpres 2014. Walaupun Foke sanggup membayar massa untuk itu. Apa artinya?

Ini menunjukkan bahwa demokrasi selalu menyisahkan kalah dan menang dalam sebuah kompetisi politik, tapi tetap mengajarkan menerima kekalahan politik untuk menjadi pelajaran pada kompetisi berikutnya.

Saat pendukung Foke dan Probowo kalah, mereka memilih menerima atau menempuh jalur hukum yang tersedia daripada aksi demonstrasi atau aksi simpati. Mengapa mereka menerima hasil Pilkada 2012 atau Pilpres 2014? Itu karena bukan sistem politiknya yang baik, tapi karena pemilihnya yang rasional.

Menerima kekalahan dalam suatu pemilu yang demokratis sama terhormatnya dengan menang dalam suatu pemilu yang demokratis. Rasionalitas publik menjadi konsep penting untuk menghidupkan demokrasi rasional, bukan demokrasi emosional yang selalu ditampilkan layaknya telenovela.

Namun hal serupa tidak terjadi pada pendukung Ahok yang kalah pada Pilkada DKI 2017. Kekalahan dalam satu kompetisi Pilkada tersebut agaknya belum dapat diterima dengan legowo. Sehingga berbagai memori emosional harus dibangkitkan agar perasaan ‘merasa menang’ tetap terawat. Setidaknya perasaan menang itu adalah aset yang diciptakan untuk kompetisi Ahok berikutnya, entah kapan, entah dimana. Entahlah…

Sehingga pesta kembang di Balai Kota untuk Ahok setidaknya menunjukkan 2 hal, yaitu:

Pertama: Pendukung Ahok masih berada pada level pemilih emosional bukan pemilih rasional. Pemilih jenis ini akan sulit move on dan selalu mencari-cari kelemahan pemenang. Ini tidak baik bagi pertumbuhan demokrasi yang sehat. Demokrasi akan menjadi legitimasi bagi seluruh tindakan emosional. Sehingga menjadi demokrasi emosional namanya. Mungkin pendukung Ahok tidak sadar ini mengancam demokrasi yang sehat karena mereka lakukan dengan gembira bahkan mungkin karena dibayar.

Kedua: Pesta kembang di Balai Kota menunjukkan lingkar dalam tim sukses Ahok masih suka dengan modus playing victim. Ahok adalah korban, dari dulu selalu begitu. Sayangnya dari dulu kebanyakan publik tidak percaya karena modus ini penuh tipu daya.

Masih kuat dalam ingatan publik tentang 1 juta KTP dukung Ahok. Belakangan diketahui atau diakui modus itu penuh dengan tipu daya. Kesan massif sengaja dimunculkan untuk menuai makna WOOOWWWWW….

Wooowww effect ini tujuan yang diinginkan agar pihak yang tidak bersimpati pada Ahok menciut nyalinya, pihak yang ragu jadi mendukung Ahok, pihak yang mendukung tapi terpukul dengan kekalahan Ahok menjadi bangkit percaya dirinya. Untuk apa, bukankah Pilkada sudah selesai?

Pertanyaan ini akan membawa kita pada spekulasi politik besar. Seorang teman memberi istilah “Ahok seperti wayang kulit yang dipegang Dalang. Jika pegangan pada wayang patah, pertunjukkan bisa bubar. Jika pertunjukkan bubar, penghasilan berkurang. Dalang juga bisa kekurangan pendapatan”.

Ini tidak lebih dari game yang mendudukan dengan jelas siapa dalang, siapa wayang, siapa penonton, siapa penjual tiket, siapa preman penjaga loket hingga siapa tukang jaga parkir dan siapa calo yang suka berkoar-koar.

Saya kemudian melihat, kondisi ini seperti yang dibayangkan oleh Jean Baudrillard sebagai hiper-realitas. Suatu kondisi realias bentukan hasil simulasi berulang-ulang untuk menggiring khalayak masuk pada simulakra kepalsuan. Semuanya palsu, agar terlihat asli harus dibuat natural, masif dan berulang-ulang. Pada bagian akhir tesisnya tentang simulakra, dengan pesimis Baudrillard berujar:

“Hanya kematian yang bisa menyelamatkan orang dari perangkap simulakra“.

Maka tidak heran berbagai keganjilan atau pandangan kritis terhadap permainan tanda ini akan diserang beramai-ramai. Sebab, sulit untuk keluar (move on) dari perangkap simulakra itu.

Sehingga, bersyukurlah jika Anda tidak pernah masuk dalam perangkap simulakra yang membentuk realitas palsu itu. Itu artinya Anda masih memiliki akal sehat…

Comments

comments

Previous Post

Aspek Yuridis Pengaduan Pemuda Muhammadiyah Atas Tim JPU Kasus Ahok

Next Post

PBV TNI Selenggarakan Pertandingan Bola Voli Putri Kartini Cup XVII

Media Harapan

Next Post

PBV TNI Selenggarakan Pertandingan Bola Voli Putri Kartini Cup XVII

BERITA POPULER

Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

Cara memperbaiki printer mp287 dengan kode error e03

20 April 2023 09:33
Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

Orang Sholeh Yang Diam Menyaksikan Kemungkaran Maka Ia Terlaknat

29 April 2019 08:25
10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

10 Alat Bantu Fotografi yang Wajib Diketahui Pemula

28 August 2023 14:39
Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

Ragam Kesenian Tradisional Yogyakarta

4 October 2022 09:04
Jambore Pramuka Muslim Dunia Pertama di Indonesia Siap Sambut 15 Ribu Peserta

Jambore Pramuka Muslim Dunia Pertama di Indonesia Siap Sambut 15 Ribu Peserta

5 September 2025 18:20
Ketua TPPKK Ny. Lise Eka Putra, Perempuan Limpapeh Rumah Nan Gadang

Ketua TPPKK Ny. Lise Eka Putra, Perempuan Limpapeh Rumah Nan Gadang

9 September 2025 20:44

BERITA TERBARU

Sukseskan Wajib Belajar 13 Tahun, Pokja PAUD Kabupaten, Bunda PAUD Kecamatan Dan Nagari Se Tanah Datar Dikukuhkan

Sukseskan Wajib Belajar 13 Tahun, Pokja PAUD Kabupaten, Bunda PAUD Kecamatan Dan Nagari Se Tanah Datar Dikukuhkan

11 September 2025 09:32
UBN: Pelabuhan Tunis Diperketat Pasca Serangan Drone ke Armada GSF

UBN: Pelabuhan Tunis Diperketat Pasca Serangan Drone ke Armada GSF

11 September 2025 09:19
UBN Laporkan Kondisi Relawan Sumud Flotilla dan Serangan Drone di Perairan Tunisia

UBN Laporkan Kondisi Relawan Sumud Flotilla dan Serangan Drone di Perairan Tunisia

11 September 2025 09:11
Komisi 1 DPR: Israel Lakukan Kejahatan Kemanusiaan Hancurkan Rumah Palestina

Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI Kecam Serangan Israel ke Doha

11 September 2025 08:50

Follow Us

Media Harapan merupakan web portal berita berbasiskan citizen jurnalism yang menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Semua materi dalam situs mediaharapan.com boleh di copy guna keperluan pengembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya peningkatan inteligensi pemuda-pemudi Indonesia dan referensi non komersil dengan mencantumkan mediaharapan.com sebagai sumbernya. Semua masyarakat khususnya pemuda-pemudi Indonesia dapat berpartisipasi sebagai citizen jurnalism dengan mengirimkan rilis, informasi, berita, artikel, opini atau foto untuk dipublikasikan melalui alamat email Redaksi.

Recent News

Sukseskan Wajib Belajar 13 Tahun, Pokja PAUD Kabupaten, Bunda PAUD Kecamatan Dan Nagari Se Tanah Datar Dikukuhkan

Sukseskan Wajib Belajar 13 Tahun, Pokja PAUD Kabupaten, Bunda PAUD Kecamatan Dan Nagari Se Tanah Datar Dikukuhkan

11 September 2025 09:32
UBN: Pelabuhan Tunis Diperketat Pasca Serangan Drone ke Armada GSF

UBN: Pelabuhan Tunis Diperketat Pasca Serangan Drone ke Armada GSF

11 September 2025 09:19
  • Redaksi
  • Kode Etik

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Hukum & Kriminal
    • Daerah
    • Politik
    • Peristiwa
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
    • Macro
    • Pojok UKM
  • Internasional
  • Tekno
    • Teknologi
    • Telekomunikasi
  • Olahraga
    • Arena
    • Hobi
  • Khazanah
    • Opini
    • Profil
  • Sosial
    • CSR
    • Komunitas
  • Video

© 2019 mediaharapan.com - By Wahana Muda Indonesia