MEDIAHARAPAN.COM, Jakarta – Tindakan pengeroyokan yang diduga dilakukan anggota kepolisian Polres Dompu di respon langsung dan mendapatkan kecaman keras dari putra donggo asal dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) yang juga merupakan aktifis gerakan DKI Jakarta, Natsir Al Walid.
“Saya menyayangkan tindakan arogansi dan premanisme kasat reskrim polres dompu tersebut, polisi yang mestinya menjadi pengayom dan pelayan rakyat namun jauh panggang dari api” kata Natsir dalam keterangan tertulisnya kepada mediaharapan.com, Ahad (29/1/2017).
Dikatakannya kasus pengeroyokan terjadi di kantor Polres dompu pada hari Jumat 27 Januari 2017 sekira pukul 09:47 yang di lakukan oleh kasat Reskrim Polres Dompu AKP Priyo S, S.I.K bersama tujuh orang anggotanya terhadap Supardin (28) putra desa madaprama yang di ketahui tengah melakukan klarifikasi terkait turunnya surat eksekusi pada orang tuanya oleh kepolisian dalam kasus sengketa tanah yang kini sedang berjalan sengketa, ungkapnya.
“Kasus pengeroyokan ini merupakan kasus besar mestinya tidak terjadi apalagi yang melakukan justeru kepolisian, polisi harus menunjukkan kinerjanya sebagai penegak hukum yang baik, pelayan dan pengayom rakyat, polisi harus belajar menahan diri saat berhadapan dengan rakyat, jangan malah mengajak rakyat untuk berantam apalagi pengeroyokan, rakyat itu bukan teroris dan bukan penjahat negara, jangan memperlakukan mereka layaknya penjahat kemanusiaan, jangan terkadang hanya karena masalah kecil dan tidak pandai menahan diri hingga nama institusi kepolisian di negeri ini tercederai” bebernya.
Natsir menilai, kasus ini harus di bawa ke ranah hukum, dan tidak boleh dibiarkan rencananya ia akan melaporkan peristiwa ini ke Propam Mabes Polri pada senin 30 Januari 2017 besok.
” Kasus ini akan kita laporkan ke Propam Mabes Polri, kita sudah menyiapkan surat-suratnya, insyaallah senin besok kita akan antar surat ke propam mabes polri, biar propam mabes polri tau kalau di daerah dompu itu ada institusi bermental preman yang tidak taat hukum”. Pungkasnya.











